KABUL (Arrahmah.com) – Taliban telah memutuskan menghentikan pembicaraan dengan pemerintah boneka Afghanistan mengenai pertukaran tahanan, langkah utama dalam pembicaraan damai yang ditengahi oleh Amerika Serikat setelah negara itu menyetujui pakta penarikan pasukan dengan kelompok bersenjata itu.
Dalam sebuah tweet yang pertama kali diposting dengan bahasa Pashtun sekitar tengah malam pada Selasa (7/4/2020) juru bicara politik Taliba,n Suhail Shaheen mengatakan tim teknisnya tidak akan berpartisipasi dalam “pertemuan sia-sia”, dan pembebasan tahanan mereka “tertunda di bawah satu atau alasan lain”, seperti dilansir Al Jazeera.
“Karena itu, tim teknis kami tidak akan berpartisipasi dalam pertemuan tanpa hasil dengan pihak terkait mulai besok,” Shaheen, yang berbasis di Doha, mengatakan dalam tweet berikutnya dalam bahasa Inggris.
Washington menandatangani kesepakatan dengan Taliban pada akhir Februari yang mengharuskan pemerintah Afghanistan -yang bukan merupakan penandatangan perjanjian- untuk membebaskan 5.000 tahanan Taliban, dan bagi kelompok bersenjata itu untuk membebaskan 1.000 tawanan pro-pemerintah sebagai balasannya.
Pakta antara Amerika Serikat dan Taliban, di mana pasukan internasional pimpinan AS akan mundur sebagai imbalan atas jaminan keamanan Taliban, dipandang sebagai peluang terbaik untuk mengakhiri perang 18 tahun.
Tetapi perdamaian bergantung pada pembicaraan antara pemerintah Afghanistan yang didukung AS dan Taliban. Pertukaran tahanan dimaksudkan untuk membangun kepercayaan di kedua sisi untuk pembicaraan tersebut.
Perwakilan Taliban dan pemerintah Afghanistan telah mengadakan pembicaraan di Kabul sejak pekan lalu untuk mencoba menyelesaikan pertukaran tahanan yang seharusnya terjadi pada 10 Maret.
Matin Bek, anggota tim perunding pemerintah, mengatakan pembebasan itu ditunda karena Taliban menuntut pembebasan 15 “komandan top”.
“Kami tidak bisa membebaskan pembunuh orang-orang kami,” klaim Bek kepada wartawan, Senin (6/4). “Kami tidak ingin mereka kembali ke medan perang dan merebut seluruh provinsi.”
Bek menambahkan bahwa pemerintah siap untuk membebaskan hingga 400 tahanan Taliban yang memiliki “ancaman rendah” sebagai isyarat “niat baik” sebagai imbalan atas pengurangan “kekerasan” yang cukup besar, tetapi Taliban menolak tawaran itu. (haninmazaya/arrahmah.com)