KABUL (Arrahmah.com) – Misi NATO telah “kehilangan inisiatif” melawan Taliban, tapi NATO berencana untuk melakukan penyerangan besar-besara sebagai pembalasan dalam waktu enam bulan, kata komandan tinggi Inggris di Afghanistan.
Letnan Jenderal Sir Nick Parker mengakui dalam sebuah wawancara dengan The Daily Telegraph bahwa kesuksesan aliansinya tidak sebanding dengan keberhasilan mujahidin.
NATO “tidak memiliki sumber daya yang cukup”, dengan struktur komando yang belum memadai dan tidak memiliki “pendekatan budaya yang tepat.”
“Kami menyadari bahwa kami telah kehilangan inisiatif,” katanya, berbicara di markas ISAF di Kabul, Senin (21/12).
Banyaknya korban dari pihak NATO akibat serangan mujahidin di Afghanistan Selatan, diakui Parker sebagai efektivitas yang dilakukan oleh mujahidin, dan menurutnya, mujahidin akan terus merongrong pasukan internasional.
Saat ditanya kapan NATO akan kembali memiliki inisiatif, Parker mengatakan: “Datanglah dan berbicaralah kepada saya pada bulan Juni atau Juli.”
Dengan setengah dari jumlah 30.000 pasukan tambahan Amerika dan juga 500 pasukan tambahan Inggris yang akan disebar dalam beberapa minggu mendatang, NATO berencana untuk melakukan kembali serangan ofensif melawan Taliban.
Tak pelak hal ini akan menyebabkan pertumpahan darah lebih lanjut, aku Parker, yang juga merupakan wakil komandan Amerika Jenderal Stanley McChrystal.
“Operasi kami selama enam bulan ke depan akan melibatkan beberapa pertempuran serius dan korban yang berarti. Tapi Anda harus melihat ini dalam konteks yang lebih luas, dan hal ini sangat berharga.”
Dia menambahkan: “Saya kadang-kadang khawatir menemukan bahwa kita sangat sulit untuk berkomunikasi kepada publik mengapa hal ini dikatakan sangat berharga. Justru peperangan inilah yang akan membawa kedamaian dan keharmonisan kembali ke negara yang telah menjadi basis terorisme internasional, dan kemungkinan besar akan kembali menjadi seperti itu jika kami tidak melakukan sesuatu.”
“Kami pun harus melakukan ini untuk keamanan dunia dan Inggris.”
Hal serupa juga dikatakan oleh Menteri Pertahanan Inggris, Bob Ainsworth. Ia mengatakan tidak dapat menjamin keluarga yang mereka cintai akan aman ketika para tentara melakukakn pertempuran untuk melawan “musuh”.
Selain melakukan pertempuran fisik dan kontak senjata, Inggris pun memiliki misi untuk membujuk para komandan Taliban agar berkompromi dengan membayar mereka atau menawarkan posisi yang berpengaruh. Namun, hal tersebut ditolak oleh mujahidin.
Meskipun Gordon Brown menegaskan bahwa beberapa kabupaten Helmand akan diserahkan kendalinya kepada Afghanistan pada akhir tahun depan, Parker berpendapat betapa bodohnya jika sudah mulai ada penetapan tenggat waktu untuk sesuatu yang penting seperti itu.
Dengan lebih dari 100 tentara Inggris yang tewas tahun ini, kata Parker, hal tersebut memang menjadi realitas yang sangat mengejutkan.
“Fakta ini menunjukkan bahwa kami berada di lingkaran yang sangat menantang dan kami berusaha melakukan tugas dengan baik di dalamnya.” (althaf/tlgrf/arrahmah.com)