KABUL (Arrahmah.com) – Perang berkecamuk di sekitar tiga kota besar di Afghanistan selatan dan barat ketika kelompok militan Taliban berusaha merebut wilayah itu dari pasukan pemerintah.
Dilaporkan BBC (1/8/2021), sejauh ini Taliban telah memasuki bagian Herat, Lashkar Gah, dan Kandahar.
Mereka telah membuat gerakan di daerah pedesaan sejak diumumkan bahwa hampir semua pasukan asing akan pergi pada bulan September.
Nasib kota-kota utama ini menjadi sangat penting di tengah kekhawatiran akan krisis kemanusiaan dan berapa lama pasukan pemerintah akan mampu bertahan.
Taliban diperkirakan telah menguasai hingga hampir dari seluruh wilayah Afghanistan, termasuk daerah penyeberangan perbatasan yang menguntungkan dengan Iran dan Pakistan.
Di Lashkar Gah, Taliban dilaporkan hanya beberapa ratus meter dari kantor gubernur pada Sabtu (31/7), tetapi berhasil dipukul mundur pasukan pemerintah pada malam harinya.
Komandan pasukan Afghanistan mengatakan, mereka telah menimbulkan korban yang signifikan pada Taliban pada hari Jumat.
Situasi di Lashkar Gah, ibu kota provinsi Helmand di mana banyak tentara AS dan Inggris kehilangan nyawa, terlihat paling rentan saat ini. Akun media sosial pro-Taliban telah mengunggah video para pejuang mereka di jantung kota.
Pasukan khusus Afghanistan dikirim untuk memukul mundur Taliban di sana. Namun seorang penduduk setempat mengatakan, meski jika itu akhirnya terjadi, Taliban telah memperlihatkan apa yang dimiliki dari kekuatan mereka.
Sebab, kelompok militan itu diyakini telah mengambil posisi masuk di dalam rumah-rumah warga. Hal ini akan mempersulit pasukan pemerintah untuk mengusir mereka. Pertempuran yang lebih panjang dan berdarah tampaknya akan terjadi.
Seorang anggota parlemen di Kandahar mengatakan, kota itu berisiko serius jatuh ke tangan Taliban, dengan puluhan ribu orang sudah mengungsi dan bencana kemanusiaan mengancam.
Gul Ahmad Kamin mengatakan, situasi semakin buruk dari jam ke jam, dan pertempuran di dalam kota adalah yang paling parah dalam 20 tahun.
Dia mengatakan, Taliban sekarang melihat Kandahar sebagai titik fokus utama, sebuah kota yang ingin mereka jadikan ibu kota sementara. Jika jatuh, maka lima atau enam provinsi lain di kawasan itu juga akan hilang, kata Kamin.
Dia mengatakan, Taliban berada di beberapa sisi kota dan karena populasi penduduk sipil yang besar, pasukan pemerintah tidak akan dapat menggunakan persenjataan berat jika para militan masuk sepenuhnya ke dalam.
Di Herat, seorang reporter Tolo News mengatakan, bentrokan telah meningkat, di mana kelompok Taliban memasuki bagian selatan kota yang penting secara ekonomi itu.
Dilaporkan, setidaknya ada pertempuran di lima lokasi yang berbeda.
Pihak Amerika Serikat (AS) masih melakukan serangan udara untuk mendukung pasukan Afghanistan, yang telah merebut kembali sebuah distrik di sekitar bandara.
Seorang penjaga di luar kompleks PBB dekat bandara tewas pada hari Jumat dalam apa yang digambarkan PBB sebagai serangan Taliban yang disengaja.
Penduduk mengatakan, beberapa tempat di kota itu aman dan kini beberapa warga mengangkat senjata untuk membela diri.
Utusan khusus Uni Eropa untuk Afghanistan, Tomas Niklasson meyakini, perang akan menjadi jauh lebih buruk. (hanoum/arrahmah.com)