KABUL (Arrahmah.com) – Seorang petinggi Taliban menegaskan bahwa mujahidinnya akan terus melawan kehadiran militer asing di Afghanistan sampai seluruh pasukan pimpinan Amerika itu mundur.
“Perang ini akan berakhir ketika semua penjajah itu meninggalkan negara kami,” kata Mullah Brader Akhund, pemimpin Taliban, yang dikutip oleh CNN mengatakan pada hari Jumat (30/10).
Afghanistan saat ini tengah bergulat dengan tingkat kekerasan paling tinggi, terutama dilihat dari reaksi perlawanan terhadap kehadiran lebih dari 100.000 pasukan internasional di bawah komando Amerika Serikat.
Melanjutkan keterlibatan AS tersebut, Akhund berkata, “Semua itu hanya akan memperdalam krisis ekonomi dan akan membahayakan reputasi internasional.”
Pasukan internasional pimpinan Amerika menyerbu Afghanistan pada tahun 2001 atas perintah Amerika yang menuduh Taliban mendukung Al-Qaidah -yang gongnya terjadi sejak serangan 11 September 2001- dan berdalih untuk “mengakhiri penderitaan rakyat Afghanistan.”
Pemerintah AS saat ini telah juga mengalokasikan 1,3 miliar dolar untuk membayar para mujahidin yang mau meninggalkan jihad.
Pemimpin Taliban bersikeras bahwa mujahidin tidak akan luluh dan gentar dengan keterlibatan militer AS, dan mengatakan bahwa mereka “bukan tentara bayaran sebagaimana para penjajah mempekerjakan orang bersenjata.”
Amerika dan pasukan asing lainnya sejauh ini tidak pernah berhasil menangkap atau menghilangkan pemimpin militan yang sering sekali mereka jadikan dalih untuk berperang. Yang mereka bunuh justru ribuan warga sipil Afghanistan yang selalu berdalih diakibatkan oleh salah perhitungan atau ketidaksengajaan. (althaf/prtv/arrahmah.com)