ISLAMABAD (Arrahmah.com) – Pemimpin Taliban Pakistan di wilayah baratlaut Pakistan telah menolak kesepakatan damai yang ditawarkan pemerintah munafik Pakistan, Selasa (30/6) dan menyatakan akan meneruskan perang di wilayah tersebut.
Salah satu pemimpin Taliban, Gul Bahadur, yang memimpin di wilayah Waziristan Utara mengancam akan melakukan serangan lebih banyak dengan menargetkan tentara Pakistan yang mendapat dukungan AS. Baru-baru ini, Minggu (28/6), mujahidin Taliban di bawah kepemimpinannya menyerang konvoy tentara Pakistan dan berhasil membunuh 16 tentara dalam serangan tersebut.
Selama ini, Pakistan mengira Bahadur adalah rival Beitullah Mehsud dan dia bisa diajak bekerjasama. Tapi kenyataannya kini posisi Pakistan semakin terjepit dengan pernyataan Bahadur, kini Pakistan harus berhadapan dengan dua pemimpin mujahidin sekaligus, Beitullah Mehsud dan Gul Bahadur. Di wilayah Waziristan juga masih terdapat pemimpin mujahidin lainnya, yaitu Maulvi Nazir, ia juga menyatakan dukungannya terhadap Taliban dan memerangi tentara Pakistan.
Sebelumnya, Nazir dan Bahadur memfokuskan gerak untuk melawan tentara kafir AS dan sekutunya di Afghanistan, namun karena Pakistan melebarkan operasi militer hingga ke wilayah Waziristan dan Muslim sipil di sana banyak yang menjadi korban, mereka akhirnya menyatakan perang terhadap tentara Pakistan.
Hingga saat ini sekitar 40 misil AS yang ditembakan dari pesawat tak berawak telah menghantam Waziristan dan membunuh ratusan sipil di sana. Peristiwa mematikan terakhir terjadi minggu lalu, dilaporkan sekitar 80 Muslim sipil terbunuh dalam serangan misil AS di wilayah Waziristan Selatan.
Pakistan tidak melakukan apa-apa untuk menghentikan aksi AS, bahkan mereka menyediakan sebuah tempat yang dijadikan basis oleh AS untuk menerbangkan pesawat-pesawat tak berawak dan menembakkan misil ke wilayah Waziristan. Dan kini, dengan dalih memerangi Taliban dan mencari Beitullah Mehsud, tentara Pakistan memasuki Waziristan, maka Maulvi Nazir dan Gul Bahadur menyatakan perang terhadap tentara Pakistan.
“Jika kalian membunuh mereka (penduduk wilayah pedalaman Pakistan) dan di waktu yang sama mengharapkan mereka tidak melakukan pembalasan, kalian terlalu berharap banyak,” ujar Ayaz Wazir, seorang sesepuh di wilayah pedalaman Pakistan. “Pemerintah Pakistan sendiri yang telah menabuh genderang perang,” lanjutnya. (haninmazaya/arrahmah.com)