MINGORA (Arrahmah.com) – Pakistan mencoba mengakhiri pertumpahan darah jika pihaknya mengizinkan Lembah Swat diatur di bawah syariat Islam minggu lalu. Malahan mereka telah semakin memperkuat Taliban dan menyarankan untuk mengundang Syaikh Usamah Bin Ladin.
Juru bicara Taliban setempat, yang mengawasi Swat, mengatakan mereka akan menerima para mujahidin yang bertekad untuk ikut serta memerangi pasukan AS dan sekutu Arabnya jika para mujahidin itu mau menetap di sana.
“Syaikh Usamah bisa datang di sini. Pasti, layaknya saudara mereka bisa tinggal di mana pun mereka mau,” kata Muslim Khan dalam wawancara selama dua jam pada Jumat (17/4) dengan jurnalis asing untuk pertama kalinya sejak hukum Islam ditegakkan. “Ya, kami akan menolong dan melindungi mereka.”
Pakistan bereaksi dengan penuh terhadap komentar Khan, dengan mengatakan pihaknya tidak akan pernah memberikan perlindungan pada orang seperti Syaikh.
“Kami harus melaksanakan operasi militer. Kami harus kembali mengerahkan pasukan kami,” kata Menteri Penerangan Qamar Zaman Kaira. “Kami mengecam hal ini. Kami sedang berjuang melawan perang ini melawan al-Qaeda dan Taliban.”
Tetapi sangat tidak jelas apa maksud pemerintah melakukan semua itu di Lembah Swat. Mereka menyetujui syariat Islam di daerah — yang menarik kecaman dunia internasional — sesudah mencoba dan lalai untuk mengalahkan Taliban.
“Kami kalah dalam perang. Kami bernegosiasi dari posisi yang lemah, kata Afrasiab Khattak, seorang pemimpin Partai Awami Nasional, yang memerintah provinsi termasuk Swat. Ia mengatakan bahwa pihak keamanan daerah sangat terbatas untuk melawan para mujahidin.
Pejabat AS mengatakan mereka akan bekerja dengan Pakistan untuk meyakinkan agar mujahidin tidak aman berada di mana pun.
“Kepada Mullah Omar dan Usama bin Laden, ini bukan tempat di mana mereka sebaiknya disambut gembira. Kami percaya… bahwa perlawanan ekstrimis itu harus dihadapi,” ujar juru bicara Departemen Kenegaraan Robert Wood Senin (20/4).
Dalam wawancara dengan Geo TV Pakistan, Perdana Menteri Yousuf Raza Gilani ditanya tentang keprihatinan Utusan AS Richard Holbrooke mengenai kesepakatan Swat.
“Dia tidak perlu cemas akan hal itu,” kata Gilani. “Ini adalah negara kami. Kami lebih mengetahui kenyataan di lapangan daripada dia. Kami akan terus mendukung kesepakatan ini jika perdamaian memang dihasilkan dari sana. Saya melihat perdamaian di sana.”
Kesepakatan Swat memperlihatkan bahwa para mujahidin semakin berkembang cepat secara terintegrasi dan terkoordinasi.
Juru bicara Taliban menyebutkan beberapa sekutunya yang juga masuk dalam daftar teroris AS dan PBB: Lashkar-E-Taiba yang dituduh atas insiden Mumbai India; Jaish-E-Mohammed yang melatih para mujahidin di provinsi Punjab Pakistan; Gerakan Islam Uzbekistan; al-Qaida, dan Taliban Afganistan.
“Jika perlu, kami bisa memanggil mereka dan jika mereka perlu, mereka bisa memanggil kami,” kata Khan.
Dia mengatakan angkatan perangnya akan membantu Taliban Afganistan jika Amerika Serikat dan NATO terus melakukan aksinya di Afghanistan.
“Kalian harus mengatakan (pada Amerika) jika mereka benar-benar menginginkan perdamaian ….. tarik mundur pasukan mereka dan diamlah di luar samudera Atlantik,” tambah Khan. (Althaf/arrahmah.com)