PAKISTAN (Arrahmah.com) – Media resmi Tehrik Taliban Pakistan (TTP), Umar Media, telah merilis sebuah pernyataan berisi penolakan terhadap kekhilafahan yang diklaim secara sepihak oleh kelompok “Daulah Islamiyah”, atau Islamic State (IS) yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS, di Irak dan Suriah.
Publikasi tersebut ditulis oleh seorang jihadis yang dikenal sebagai Abu Usman Salarzai sebanyak hampir 60 halaman dan dimaksudkan untuk menunjukkan kesalahan-kesalahan dalam “penobatan” Abu Bakar Al-Baghdadi untuk menjadi khalifah baru.
Dalam pernyataannya, Salarzai memuji pemimpin Taliban Afghanistan Mullah Umar, serta Syaikh Usamah bin Ladin rahimahullah dan penggantinya sebagai Amir Al-Qaeda, Syaikh Aiman Az-Zhawahiri, sebagaimana dilansir LWJ pada Rabu (27/5/2015).
Pasca klaim sepihak ISIS tersebut, anggota ISIS di Afghanistan dan Pakistan terus berusaha ‘memburu’ para petinggi Taliban dan Al-Qaeda agar berbaiat kepada ISIS.
Pada bulan Januari, sekelompok komandan Taliban Pakistan menengah memberikan baiat mereka kepada Baghdadi. Pada bulan Februari, amir kelompok untuk lembaga suku Bajaur juga membelot untuk berbaiat kepada Baghdadi. Pembelotan terjadi setelah adanya perselisihan internal tahun lalu.
Namun demikian, pada bulan Maret, sebuah faksi utama yang menamakan dirinya sebagai Jamaah Al-Ahrar Taliban Pakistan memutuskan untuk bergabung kembali dengan organisasi utama Taliban Pakistan. Selain itu, kelompok jihad lain bernama Lashkar-i-Islam juga memutuskan untuk bergabung dengan Taliban Pakistan.
Ada indikasi dalam beberapa pekan terakhir bahwa Al-Qaeda tengah berperan penting dan telah memimpin upaya untuk menyatukan kembali mujahidin yang terpecah belah.
Awal bulan ini, Matiur Rahman, seorang veteran pemimpin Al-Qaeda, menyatukan tiga kelompok jihad di bawah komandonya dan kemudian menggabungkannya ke dalam koalisi Taliban Pakistan. Pihak salibis AS telah menjelaskan Rahman sebagai “direktur perencanaan Al-Qaeda.” Rahman telah dihubungkan dengan beberapa serangan yang direncanakan terhadap Barat, termasuk plot pesawat London 2006 Al-Qaeda dan upaya untuk membom kereta di wilayah New York City pada tahun 2009.
Umar Media baru-baru ini juga melaporkan bahwa hubungan dekat Taliban Pakistan dengan Al-Qaeda saat ini terus dilakukan dengan sejumlah cara.
Pada bulan April, juru bicara Taliban Pakistan Muhammad Khurasani merilis sebuah pidato untuk Ustadz Ahmad Faruq dan Qari Imran, dua pemimpin Al-Qaeda di Anak Benua India atau Al-Qaeda in the Indian Subcontinent (AQIS) yang gugur dalam serangan pesawat tak berawak salibis AS yang terpisah pada bulan Januari.
Khurasani mengatakan bahwa Faruq mengawasi propaganda Umar Media. “Kami sering bertemu untuk tujuan terkait tugas media,” jelas Khurasani. “Selama pertemuan kami, jika dia [Faruq] melihat kesalahan dalam produksi Umar Media kami atau di salah satu pernyataan saya yang akan saya rilis sebagai juru bicara, dia akan menunjukkan kesalahan-kesalahan itu dengan cara yang sangat baik dan penuh kasih, yang membuat saya memperoleh manfaat dari saran-sarannya yang berharga.”
Khurasani mengatakan Imran adalah salah seorang “di antara guru gerilyawan terbesar,” dan mencatat bahwa dirinya dan ribuan jihadis lainnya dilatih di bawah bimbingan Imran.
Penolakan Abu Usman Salarzai terhadap “khilafah” ISIS berisi sebuah kritik terhadap operasi-operasi yang disahkan oleh Baghdadi. Yakni, Salarzai mengkritik penargetan ISIS terhadap rumah ibadah kaum Syiah dan warga sipil. Ia mengatakan bahwa serangan tersebut “tidak bijaksana” karena mereka justru mengucilkan penduduk sipil.
Dokumen-dokumen yang diperoleh dari kompleks Syaikh Usamah rahimahullah menunjukkan bahwa Al-Qaeda telah lama mempertahankan hubungan mereka dengan Taliban Pakistan. Diantaranya ialah dengan mengendalikan operasi militer Taliban Pakistan yang dinilai berlebihan atau kurang strategis.
(banan/arrahmah.com)