ISLAMABAD (Arrahmah.com) – Taliban Pakistan pada hari Rabu (30/12) mengaku bertanggung jawab atas aksi pengeboman yang menewaskan 43 orang di Karachi, dan mengancam akan melakukan lebih banyak serangan terhadap sekutu Amerika Serikat tersebut.
“Kelompok saya menyatakan bertanggung jawab atas serangan Karachi dan kami akan melakukan lebih banyak serangan semacam itu, dalam waktu 10 hari,” kata Asmatullah Shaheen, salah satu dari komandan Tehrik-e-Taliban Pakistan (TTP), yang berbicara melalui telepon ke wartawan Reuters di Peshawar.
Prospek mengenai datangnya lebih banyak kekerasan ini semakin disinyalir mempersulit Presiden Pakistan Asif Ali Zardari, yang telah menghadapi gejolak politik karena dakwaan korupsi terhadap beberapa ajudannya.
Dan Zardari belum merumuskan strategi yang lebih efektif melawan Taliban Pakistan, meskipun Washington terus-menerus memberikan tekanan agar Islamabad membasmi ‘militan’ yang melintasi perbatasan untuk menyerang pasukan AS dan NATO di Afghanistan dan kemudian kembali ke benteng-bentang pertahanan mereka di Pakistan.
Masalah semakin jelas saat hari Senin, ketika seorang pelaku istisyhad menantang keamanan saat dilakukannya upacara kaum Syi’ah di Karachi, menewaskan 43 orang dan memicu kerusuhan.
Akibatnya, para pemimpin agama dan politik di Karachi menyerukan serangan pada hari Jumat mengecam serangan itu, salah satu serangan yang terburuk di kota sejak tahun 2007.
Pertumpahan darah digambarkan beberapa media mainstream bahwa Taliban yang bersembunyi di benteng-bentengnya di wilayah pedalaman di barat laut, telah memperluas jangkauan mereka ke kota-kota besar dalam rangka menggulingkan pemerintah.
Media juga mengklaim bahwa Taliban telah meningkatkan kemarahan di tengah-tengah publik Pakistan dan juga telah menyebabkan banyak masyarakat Pakistan memiliki citra buruk terhadap Islam. (althaf/ansr/arrahmah.com)