MIR ALI (Arrahmah.com) – Taliban Pakistan mengatakan pada Jumat (1/1) bahwa salah seorang pengkhianat agen CIA melakukan aksi istisyhad yang menewaskan tujuh karyawan CIA di Afghanistan sebagai pembalasan atas kematian pemimpin mujahidin dalam sebuah serangan rudal AS.
Pengumuman ini hampir tidak mungkin untuk diverifikasi secara independen karena melibatkan operasi-operasi rahasia di wilayah yang berbahaya. Hal ini sangat tidak biasa bagi Taliban Pakistan yang mengklaim bertanggung jawab untuk sebuah serangan di Afghanistan, dan muncul setelah ada pengumuman dari Taliban di Afghanistan yang mungkin telah terlibat dalam serangan itu.
Pelaku istisyhad itu menghantam operasi CIA di Camp Chapman di timur provinsi Khost pada hari Rabu. Basis itu digunakan untuk mengarahkan dan mengkoordinasi operasi CIA dan pengumpulan informasi intelijen di Khost, sebuah tempat dari kegiatan mujahidin yang dekat dengan wilayah kesukuan Pakistan, mantan pejabat CIA mengatakan. Di antara tujuh orang yang tewas adalah kepala operasi, kata mereka.
Enam orang lain luka-luka dalam salah satu serangan terburuk dalam sejarah CIA.
Qari Hussain, komandan mujahidin Taliban Pakistan yang diklaim media mainstream sebagai dalang pemboman bunuh diri, mengatakan bahwa mujahidin telah mencari cara untuk merusak kemampuan CIA yang sering melancarkan serangan misil di Pakistan dari perbatasan.
Dengan menggunakan pesawat dikendalikan dengan remote control, AS telah meluncurkan sejumlah serangan misil di daerah kesukuan selama satu setengah tahun, yang selalu berdalih menargetkan al-Qaidah dan kelompok lainnya.
Serangan yang menurut CIA paling sukses terjadi pada bulan Agustus dan membunuh mantan pemimpin Taliban Pakistan Baitullah Mehsud di rumah mertuanya. Serangan terbaru, pada Jumat, menewaskan tiga orang yang diklaim sebagai ‘militan’ yang sedang menumpangi sebuah mobil.
Hussain mengatakan pengkhianat agen CIA itu menghubungi komandan Taliban Pakistan dan mengatakan bahwa ia telah dilatih oleh agen untuk menyerang mujahidin tapi ia bersedia untuk menyerang operasi intelijen AS atas nama mujahidin. Pengkhianat CIA itu tidak memberitahukan kewarganegaraannya.
“Alhamdulillaah bahwa kami kemudian melatihnya dan mengirimnya ke pangkalan udara Khost. Orang mereka (CIA) sendiri, ia berhasil mendapatkan sasarannya,” Hussain mengatakan kepada reporter AP yang melakukan perjalanan untuk bertemu dengannya di Waziristan Selatan pada hari Jumat. (althaf/ap/arrahmah.com)