KABUL (Arrahmah.com) – Taliban pada Senin (6/9/2021) meminta mantan anggota pasukan Afghanistan untuk berintegrasi dengan pemerintah yang baru.
“Pasukan Afghanistan yang dilatih dalam 20 tahun terakhir akan diminta untuk bergabung kembali dengan departemen keamanan bersama anggota Taliban,” kata juru bicara Zabihullah Mujahid pada konferensi pers di ibu kota Kabul, seperti dilansir AFP.
Mujahid menambahkan bahwa setiap pemberontakan terhadap kekuasaan mereka akan “dihantam keras”, setelah sebelumnya mengatakan bahwa mereka telah merebut Lembah Panjshir, kantong perlawanan terakhir.
“[Taliban] sangat sensitif tentang pemberontakan. Siapa pun yang mencoba memulai pemberontakan akan dipukul dengan keras. Kami tidak akan mengizinkan yang lain,” kata Mujahid.
“Siapa pun yang mengangkat senjata dan memulai perlawanan lain, tanpa keraguan, akan menjadi musuh kita.”
“Perang telah berakhir, negara ini keluar dari krisis. Sekarang saatnya untuk perdamaian dan rekonstruksi. Kami membutuhkan orang-orang untuk mendukung kami.”
Tiga minggu setelah merebut kekuasaan tetapi belum ada pemerintah yang diumumkan sejauh ini, Mujahid mengatakan sistem “sementara” pertama-tama akan diumumkan untuk memungkinkan perubahan.
“Keputusan akhir telah diambil, kami sekarang sedang mengerjakan masalah teknis,” katanya.
“Kami akan mengumumkan pemerintahan baru segera setelah masalah teknis diselesaikan.”
Masalah utama bagi Taliban adalah pembukaan kembali bandara di Kabul, yang merupakan lokasi evakuasi besar-besaran pimpinan AS yang berakhir pekan lalu.
Qatar telah bekerja dengan Taliban untuk membuat bandara kembali beroperasi, dan Mujahid mengatakan upaya serius sedang dilakukan untuk memulihkan operasi.
“Tim teknis dari Qatar, Turki, dan UEA sedang bekerja keras untuk memperbaiki peralatan itu,” katanya, seraya menambahkan penerbangan internasional akan segera dilanjutkan.
Sejak mereka berkuasa bulan lalu, Taliban telah mendapat kecaman luas dari masyarakat internasional, dengan banyak yang khawatir pemerintah akan serupa dengan pemerintah tahun 1996 hingga 2001 ketika mereka pertama kali berkuasa.
Mujahid mengatakan kepada wartawan pada konferensi pers bahwa “Afghanistan memiliki hak untuk diakui”.
“Masyarakat internasional harus membuka kedutaan mereka di Kabul,” katanya. (haninmazaya/arrahmah.com)