HELMAND (Arrahmah.com) – Setidaknya dua belas personil kepolisian telah kehilangan nyawanya dan tiga lainnya cedera dalam tiga serangan terpisah di wilayah selatan Afghanistan yang rawan konflik.
Dalam perkembangan pertama, enam orang polisi tewas pada Minggu (17/5) pagi di distrik Nahre Saraj provinsi Helmand selatan ketika mujahidin Taliban menyerang post polisi di daerah tersebut.
Pejabat polisi provinsi, Abdul Qafoor Khan, mengatakan bahwa bantuan sudah dikirimkan ke daerah untuk mengejar penyerang. Dia mengatakan angkatan perang Afghan sudah menangkap satu orang mujahidin.
Dalam insiden terpisah, sebuah bom tepi jalan menyobek kendaraan patroli tentara Afghan yang lewat di wilayah Zafarkhel provinsi Zabul selatan pada Minggu (17/5) pagi.
“Satu orang tentara meninggal dan tiga orang lain luka dalam serangan ini,” kata kementerian pertahanan dalam pernyataannya.
Provinsi Helmand ialah satu provinsi yang paling keras di Afganistan karena Taliban telah mengambil keuntungan atas bantuan warga lokal.
Selama tujuh tahun yang lalu, pasukan Afghanistan yang konon tak terlatih dan tidak memiliki fasilitas lengkap telah menjadi bulan-bulanan penyerangan yang dilakukan oleh para mujahidin Taliban. Lebih dari 2.000 orang polisi Afghan telah tewas di Afganistan antara 2007 dan 2008.
Di tempat lain di negeri tersebut, lima polisi terbunuh ketika para mujahidin Taliban menyerang markas kepolisian di provinsi Nimroz, sebelah barat daya Afghanistan pada hari yang sama (17/5).
Perlawanan para mujahidin semakin meningkat di Afganistan. Oleh karena itu, Amerika Serikat menambah angkatan perangnya di Afganistan untuk menjalankan apa yang AS anggap sebagai tahun pertempuran paling keras sejak permusuhan dimulai.
Bulan-bulan ini, mujahidin Taliban sudah melakukan rentetan serangan maut dan sekarang menguasai sebagaian besar daerah pedalaman di mana angkatan perang Afghan dan internasional kesulitan untuk menjangkaunya.
Presiden AS Barack Obama telah menyebarkan 17.000 lagi pasukan ke negara tersebut dalam rangka percobaan membalikkan momentum perang agar berpihak ke negaranya. (Althaf/arrahmah.com)