LEMBAH SWAT (Arrahmah.com) – Seorang pemimpin senior Taliban mengatakan di hadapan ribuan pendukungnya bahwa tidak akan sedikit pun ruang bagi demokrasi jika Taliban mengatur seluruh Pakistan.
Sufi Mohammad, petinggi agama pro Taliban, yang menjembatani pembicaraan antara pemerintah Pakistan dan mujahidin Taliban, mengatakan pada Minggu (19/4) bahwa undang-undang Pakistan telah memaksa rakyat untuk tunduk pada sistem kufur atau penjajah.
Sufi menyeru para pengikutnya di Mingora, kota utama di Lembah Swat, bahwa semua hakim, pengacara dan ulama pro demokrasi adalah pemberontak.
Ia juga memerintahkan semua hakim pemerintah untuk meninggalkan wilayah tersebut pada 23 April mendatang. “Jika tidak mematuhinya, mereka akan bertanggung jawab untuk segala konsekuensinya,” ujar Sufi.
Ia menekankan bahwa sistem pengadilan Islam yang diusung oleh Taliban adalah sistem yang istimewa dan keputusannya tidak bisa dinaik-bandingkan ke Mahkamah Agung Islamabad.
Reli Taliban di Lembah Swat dilakukan setelah Presiden Asif Ali Zardari dan badan legislatifnya pada Senin (13/4) yang lalu sepakat memperkenalkan sistem pengadilan yang diusulkan Taliban di divisi Malakand, yang terdiri dari enam distrik di sebelah barat laut Pakistan termasuk Swat.
Saat ini Taliban sedang bergerak dari daerah baratlaut ke provinsi Punjab dan Sindh, kata beberapa sumber, untuk mengkampanyekan syariat Islam. Dan pengaruh para mujahidin ini telah menyebar cepat hingga mendekati ibu kota Pakistan. (Althaf/arrahmah.com)