KABUL (Arrahmah.com) — Keputusan Pentagon yang tidak akan memberikan sanksi pada tentaranya atas serangan pesawat tak berawak mematikan di Kabul pada Agustus lalu yang menewaskan 10 warga Afghanistan, termasuk tujuh anak-anak membuat Taliban marah.
Dalam sebuah pernyataan, Pemerintah Taliban mendesak Amerika Serikat (AS) untuk membatalkan keputusannya untuk tidak menghukum siapa pun, dengan mengatakan bahwa keluarga korban harus diberi kompensasi dan AS harus bertanggung jawab atas kejahatannya.
“Kami ingin keluarga mereka yang dibunuh secara brutal dibantu dengan kompensasi. Ini adalah tuntutan rakyat tetapi Amerika menolaknya,” kata Zabihullah Mujahid, kepala juru bicara Taliban, dalam sebuah wawancara eksklusif dengan CGTN (15/12/2021).
“AS telah melakukan banyak tindakan serupa di dunia dan sekarang mengatakan ini. AS telah membunuh orang di Afghanistan dalam 20 tahun terakhir. Ini adalah tanggung jawab etis,” tambahnya.
Selain Mujahid, anggota keluarga korban dan warga sekitar juga menuntut keadilan dan menyerukan agar pasukan AS dihukum.
“Amerika telah berjanji untuk memberikan kompensasi kepada kami, para pelanggar akan dibawa ke pengadilan dan mereka akan mengevakuasi kami. Itu harus memenuhi janjinya sekarang,” kata Ajmal Ahmadi, saudara salah satu korban.
“Setiap kali mereka datang dengan alibi baru. AS adalah negara adidaya dunia dan harus memenuhi janji yang telah dibuatnya,” tambahnya.
Pengadilan internasional juga harus dibentuk untuk memberikan putusan yang tidak memihak, desak penduduk setempat.
“Harus ada badan yang tidak memihak yang bisa menyelidiki semua masalah yang relevan dan melihat apakah Amerika telah melakukan kejahatan. Alasan harus diselidiki. Mereka yang melakukan serangan harus dihukum,” kata seorang penduduk bernama Jaihoon Ahmad.
Militer AS melancarkan serangan pada 29 Agustus di hari-hari terakhir memimpin evakuasi dari Kabul. Zemari Ahmadi, seorang karyawan Nutrition and Education International (NEI) yang berbasis di AS, tewas bersama sembilan anggota keluarganya.
Dalam sebuah pernyataan, pendiri dan presiden NEI Steve Kwon mengatakan bahwa keputusan untuk tidak menghukum siapa pun atas serangan mematikan itu “mengejutkan.”
“Bagaimana militer kita bisa salah mengambil nyawa 10 orang Afghanistan yang berharga, dan tidak meminta pertanggungjawaban siapa pun dengan cara apa pun?” kata Kwon seperti dikutip oleh CNBC. (hanoum/arrahmah.com)