KABUL (Arrahmah.com) – Taliban telah meminta anggota Kongres AS untuk melepaskan aset Afghanistan yang dibekukan setelah pengambilalihan negara itu, memperingatkan gejolak ekonomi di dalam negeri dapat menyebabkan masalah di luar negeri.
Dalam sebuah surat terbuka pada Rabu (17/11/2021), Menteri Luar Negeri Taliban Amir Khan Muttaqi mengatakan tantangan terbesar yang dihadapi Afghanistan adalah ketidakamanan keuangan, “dan akar dari kekhawatiran ini mengarah kembali ke pembekuan aset rakyat Afghanistan oleh pemerintah Amerika”.
Dia memperingatkan situasi ekonomi dapat memicu eksodus massal.
Muttaqi mencatat bahwa 2021 adalah seratus tahun Washington mengakui kedaulatan Afghanistan.
“Seperti negara-negara dunia lain, hubungan bilateral kita juga mengalami pasang surut,” tambahnya.
“Langkah-langkah praktis telah diambil menuju pemerintahan yang baik, keamanan dan transparansi,” tulis Muttaqi.
“Tidak ada ancaman yang diajukan ke kawasan atau dunia dari Afghanistan dan jalan telah dibuka untuk kerja sama yang positif.”
‘Migrasi massal’
“Jika situasi saat ini berlaku, pemerintah dan rakyat Afghanistan akan menghadapi masalah dan akan menjadi penyebab migrasi massal di kawasan dan dunia yang akibatnya akan menciptakan masalah kemanusiaan dan ekonomi lebih lanjut,” katanya.
Muttaqi mengatakan Amerika Serikat berisiko semakin merusak reputasinya di negara itu “dan ini akan menjadi kenangan terburuk yang mendarah daging di Afghanistan di tangan Amerika”.
“Kami berharap anggota Kongres Amerika akan berpikir matang dalam hal ini,” tambahnya.
Washington telah menyita hampir $9,5 miliar aset milik bank sentral Afghanistan. Ekonomi neagar yang bergantung pada bantuan telah runtuh secara efektif, dengan pegawai negeri tidak dibayar selama berbulan-bulan dan perbendaharaan tidak mampu membayar impor.
Negara-negara yang peduli telah menjanjikan bantuan ratusan juta dolar tetapi enggan memberikan dana kecuali jika Taliban menyetujui pemerintah yang lebih inklusif dan untuk menjamin hak-hak perempuan dan minoritas. (Althaf/arrahmah.com)