KABUL (Arrahmah.id) — Taliban akan mengumpulkan ribuan pemuka agama dan pemimpin suku dari seluruh Afghanistan pekan ini untuk membahas isu-isu penting terkait masa depan negara itu.
“Pertemuan besar segera akan diadakan di Kabul,” kata juru bicara pemerintahan Taliban, Zabihullah Mujahid, seperti dikutip dari Reuters (29/6/2022).
Dia menambahkan bahwa para ulama dan pemimpin suku dari semua provinsi di Afghanistan akan berpartisipasi dalam pertemuan yang diusulkan oleh para ulama itu.
Pertemuan tersebut dimulai pada Rabu dan akan berlangsung selama tiga hari, kata sumber yang mengetahui masalah tersebut.
Sumber itu juga menyebutkan bahwa 3.000 orang akan hadir, namun belum ada agenda yang ditetapkan, dan para peserta akan mengangkat isu-isu yang ingin mereka diskusikan.
Tiga kelompok masyarakat sipil, yang mengadakan konferensi pers di Kabul pada Selasa (28/6), mengatakan mereka mendukung gagasan pertemuan dengan Taliban tetapi anggota masyarakat sipil dan perempuan perlu disertakan.
“Setiap keputusan tentang rakyat Afghanistan, terutama terkait perempuan, yang dibahas tanpa kehadiran perempuan, akan menjadi ketidakadilan,” kata mereka.
Sejak mengambil alih kekuasaan pada Agustus 2021, Taliban dianggap telah memberlakukan lebih banyak pembatasan pada wanita. Padahal aturan tersebut adalah menegakan syariat Islam seperti mengharuskan mereka untuk menutupi wajah mereka dan membawa pendamping pria saat bepergian.
Pemerintah-pemerintah negara lain belum mengakui secara resmi pemerintahan Taliban.
Banyak pejabat negara Barat mengatakan Taliban perlu mengubah arah kebijakannya tentang hak-hak perempuan dan mewujudkan pemerintahan yang inklusif untuk mendapatkan pengakuan dari masyarakat internasional.
Perubahan itu juga diperlukan agar Afghanistan bisa lepas dari sanksi yang sangat menghambat perekonomiannya. (hanoum/arrahmah.id)