KABUL (Arrahmah.com) – Mujahidin Taliban menyatakan pada Jumat (9/7/2021) bahwa mereka telah menguasai 85 persen wilayah di Afghanistan, sebuah pernyataan yang ditepis pejabat pemerintah yang menyebutnya sebagai bagian dari kampanye propaganda.
Pejabat Afghanistan setempat mengklaim bahwa mujahidin Taliban, yang didorong oleh penarikan NATO, merebut sebuah distrik penting di provinsi Herat, rumah bagi puluhan ribu minoritas Syiah Hazara.
Torghundi, sebuah kota utara di perbatasan dengan Turkmenistan, juga ditangkap oleh Taliban Kamis malam (8/7), kata pejabat Afghanistan dan Taliban.
Keuntungan cepat baru-baru ini datang ketika pasukan asing – termasuk Amerika Serikat – mundur setelah hampir 20 tahun pertempuran.
Juru bicara kementerian dalam negeri Afghanistan Tareq Arian mengatakan upaya tengah dilakukan untuk memundurkan Taliban dari posisi yang baru mereka peroleh.
Pemerintah Afghanistan telah berulang kali menolak kemenangan Taliban, tetapi direbutnya beberapa penyeberangan perbatasan bersama dengan daerah kaya mineral kemungkinan akan mengisi pundi-pundi mujahidin dengan sumber pendapatan baru.
Dengan dikuasainaya sebagian besar Afghanistan utara dalam beberapa pekan terakhir, pemerintah hanya memiliki sedikit lebih dari konstelasi ibu kota provinsi yang sebagian besar harus diperkuat dan dipasok kembali melalui udara.
Ditanya tentang berapa banyak wilayah yang dikuasai Taliban, juru bicara Pentagon John Kirby menolak berkomentar langsung.
“Mengklaim wilayah atau mengklaim lahan kekuasaan tidak berarti anda dapat mempertahankannya dalam waktu yang lama,” katanya dalam sebuah wawancara dengan CNN. “Jadi saya pikir sudah waktunya bagi pasukan Afghanistan untuk turun ke lapangan – dan mereka berada di lapangan – dan untuk membela negara mereka, rakyat mereka.
“Mereka punya kapasitas, mereka punya kemampuan. Sekarang saatnya untuk memiliki keinginan itu.”
Sementara itu, presiden AS Joe Biden mengatakan pada Kamis (8/7) bahwa rakyat Afghanistan harus memutuskan masa depan mereka sendiri dan bahwa dia tidak akan menyerahkan generasi Amerika lainnya ke dalam perang yang telah berlangsung selama dua dekade.
Biden menetapkan tanggal target 31 Agustus untuk penarikan terakhir pasukan AS, dikurangi sekitar 650 tentara untuk memberikan keamanan bagi kedutaan AS di Kabul. (Althaf/arrahmah.com)