LEMBAH SWAT (Arrahmah.com) – Mujahidin Taliban mengatakan pada Senin (27/4) bahwa kesepakatan damai mereka dengan pemerintah Pakistan “tidak berguna” sesudah pemerintah menyebarkan helikopter dan artileri untuk menyerang tempat persembunyian para mujahidin yang sedang memperluas daerah kekuasaan Islam sepanjang batas Afghan.
Keruntuhan kesepakatan ini disebabkan karena pemerintah kafir AS yang dipimpin oleh Obama sangat menekan tindakan yang lebih tegas melawan para mujahidin yang mengancam ‘stabilitas’ di Pakistan dan bagi tentara AS dan NATO di Afghanistan.
Presiden Asif Ali Zardari meminta bantuan yang lebih banyak dari pihak asing untuk Pakistan yang kekurangan dana untuk mencegah jatuhnya nuklir Pakistan ke tangan Taliban, al Qaeda dan sekutunya.
Kekhawatiran pihak barat lainnya pun muncul. Perdana Menteri Inggris Gordon Brown berada di Pakistan untuk membicarakan beberapa topik termasuk kerjasama melawan terorisme internasional, kata dubes Inggris.
Zardari juga mengatakan intelijen Pakistan memperkirakan Syaikh Usamah bin Ladin telah meninggal, namun persangkaan itu tidak memiliki bukti.
“Dia mungkin meninggal. Tetapi seperti yang dikatakan sebelumnya,” kata Zardari kepada sekelompok wartawan, “masih seputar fiksi dan fakta.”
Penekanan pengkhianatan pemerintah terhadap kesepakatan damai tersebut Semkin diperjelas pada Minggu (26/4) ketika pemerintah mengirimkan tentara yang didukung artileri dan helikopter untuk menyerang mujahidin Taliban di Lower Dir.
Maulvi Umar, seorang juru bicara salah satu kelompok yang dipayungi oleh Taliban Pakistan, menegaskan bahwa para mujahidin di Dir sudah membunuh sembilan orang tentara dan pihak Taliban kehilangan dua orang.
Juru bicara Taliban di Lembah Swat mengutuk operasi pemerintah sebagai salah satu pelanggaran perjanjian dan mengatakan bahwa pihaknya selalu siaga dan waspada.
“Persetujuan dengan pemerintah Pakistan tidak berguna karena para penguasa munafik Pakistan saat ini hanya bertindak untuk melayani orang Amerika,” kata Muslim Khan, juru bicara Taliban di Lembah Swat.
“Kami tidak akan menyepakati pembicaraan apapun jika operasi pemerintah belum diakhiri,” kata juru bicara Taliban Pakistan di Lower Dir, Amir Izzat Khan.
Mullah Umar, juru bicara Taliban Pakistan, mengatakan para mujahidin mau mengadakan percakapan tentang situasi di Dir, tetapi hanya jika operasi militer pemerintah diberhentikan.
“Kami hidup di Dir dengan damai,” kata Umar. “Tidak ada satupun yang bisa menjadi alasan pemerintah melaksanakan operasi.”
Presiden munafik Pakistan sendiri berusaha menepis kekhawatiran pihak Barat akan jatuhnya nuklir Pakistan ke tangan Taliban. Zardari, yang sudah menyebut situasi mengerikan di Pakistan sebagai kesempatan untuk meminta bantuan ekonomi dan militer dari luar, mengatakan senjata nuklir Pakistan ada di tangan yang aman, namun, ia menambahkan: “Jika Pakistan gagal, jika demokrasi gagal, jika dunia tidak menolong untuk mempertahankan demokrasi, maka apapun mungkin saja terjadi.” (Althaf/cbs/arrahmah.com)