KABUL (Arrahmah.com) – Melalui juru bicaranya, Taliban mengatakan perpecahan India-Pakistan atas Kashmir seharusnya tidak dikaitkan dengan situasi di Afghanistan.
”Menghubungkan isu Kashmir dengan masalah Afghanistan oleh beberapa pihak tidak akan membantu dalam memperbaiki krisis yang ada karena masalah Afghanistan tidak terkait atau seharusnya Afghanistan diubah menjadi teater persaingan antara negara-negara lain, ” juru bicara Taliban Zabihullah Mujahed mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Kamis (8/8/2019), sebagaimana dilansir Anadolu Agency.
Pernyataan ini muncul setelah mayoritas masyarakat Afghanistan memprotes pernyataan pemimpin oposisi Pakistan di Parlemen pada Selasa (6/8), melalui media sosial.
“Kesepakatan seperti apa yang dinikmati rakyat Afghanistan sehingga mereka bisa merayakan perdamaian di Kabul, tetapi di Kashmir, darah tertumpah? Tidak, ini tidak dapat diterima bagi kita,” kata Shahbaz Sharif, seorang pemimpin partai Liga Muslim Pakistan-Nawaz.
Sementara itu, Kedutaan Besar Pakistan di Kabul pada Kamis (8/8) mengklarifikasi bahwa keretakan atas Kashmir tidak akan mempengaruhi upaya perdamaian di Afghanistan.
Dalam konferensi pers, Zahid Nasrullah Khan, duta besar Pakistan, mengatakan, “Masalah Kashmir tidak ada hubungannya dengan kekerasan di Afghanistan yang sayangnya masih belum terselesaikan, meskipun begitu banyak kekerasan dan tindakan pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan terhadap rakyat Jammu dan Kashmir.”
Wilayah Jammu dan Kashmir yang disengketakan telah berada di bawah blokade komunikasi menyusul langkah pemerintah India pada Senin (5/8) untuk mencabut status khususnya.
Ketentuan khusus, yang menjadi dasar negara bagian Himalaya ketika bergabung dengan persatuan India pada tahun 1947, memungkinkannya untuk memberlakukan hukumnya sendiri dan mencegah orang luar untuk menetap dan membeli tanah di wilayah tersebut.
Para pemimpin dan warga Kashmir khawatir langkah itu merupakan upaya pemerintah untuk mengubah demografi satu-satunya negara berpenduduk mayoritas Muslim di India.
Pakistan, yang menguasai sebagian negara tetapi mengklaim sepenuhnya, telah bereaksi keras dengan menangguhkan perdagangan bilateral dengan India dan memutuskan hubungan diplomatiknya. (rafa/arrahmah.com)