KABUL (Arrahmah.com) – Pakistan International Airlines (PIA) mengungkapkan pada Kamis (14/10/2021) bahwa mereka telah menangguhkan penerbangan ke Kabul karena “sikap tidak profesional” dari otoritas Taliban.
PIA melanjutkan penerbangan khusus ke negara itu setelah Taliban merebut kekuasaan pada pertengahan Agustus, dan merupakan penyelamat bagi banyak warga Afghanistan yang mencoba melarikan diri dari rezim baru dan krisis ekonomi.
“Penerbangan kami sering mengalami penundaan yang tidak semestinya karena sikap tidak profesional dari otoritas penerbangan Kabul,” kata Abdullah Hafeez Khan, juru bicara PIA kepada AFP.
Penerbangan ke Afghanistan akan tetap ditangguhkan sampai “situasi menjadi kondusif”, tambahnya.
Sebuah sumber di maskapai itu mengatakan kepada AFP bahwa otoritas Taliban diklaim “menghina” dan pada satu kesempatan “menganiaya secara fisik” seorang anggota staf.
PIA telah menghadapi kritik karena mengenakan biaya lebih dari $1.200 untuk penerbangan satu arah, 40 menit dari Kabul ke Islamabad.
Penerbangan khusus telah digunakan sebagian besar oleh LSM dan badan amal, beberapa di antaranya telah membantu warga Afghanistan yang berisiko untuk melarikan diri, tetapi tidak teratur dan tiket sulit dibeli untuk penumpang biasa.
Tetapi maskapai mengatakan operasi penerbangan itu “tidak terlalu menguntungkan secara finansial” dan hanya mengoperasikan penerbangan dengan “alasan kemanusiaan”.
“Kami akan membayar lebih dari $400.000 sebagai premi asuransi yang hanya mungkin terjadi jika 300 penumpang tersedia,” kata Khan.
Harganya sekitar $150 sebelum pengambilalihan Taliban.
Taliban sebelumnya mengancam akan memblokir setengah dari penerbangan maskapai jika harga tiket tidak dipotong.
Tapi Kam Air Afghanistan sendiri telah memungut biaya hingga $1.600 untuk satu tiket.
Fasilitas di bandara Kabul rusak parah dalam kekacauan evakuasi lebih dari 120.000 orang yang berakhir pada 30 Agustus dengan penarikan pasukan AS terakhir.
Pakistan adalah pendukung utama rezim Taliban tahun 1996-2001 dan telah lama menghadapi tuduhan AS bahwa dinas intelijennya mendukung pemberontakan tersebut.
Pemerintah Perdana Menteri Imran Khan telah meminta dunia untuk terlibat dengan Taliban dan memberikan dukungan ekonomi kepada negara yang bergantung pada bantuan yang telah melihat pendanaan dibekukan oleh donor Barat sejak pengambilalihan.
Pakistan, bagaimanapun, telah berhenti mengakui pemerintah Taliban – sebuah langkah yang ditentang oleh negara-negara Barat.
Taliban pekan lalu menutup salah satu penyeberangan perbatasannya dengan Pakistan atas tuduhan bahwa warga Afghanistan dianiaya oleh pejabat perbatasan Pakistan. (Althaf/arrahmah.com)