KABUL (Arrahmah.com) – Pasukan Afghanistan bentrok dengan pejuang Taliban di ibu kota provinsi sekitar 120 kilometer (75 mil) dari Kabul, kata para pejabat dan saksi mata, mendorong menteri pertahanan untuk mengambil alih serangan balasan.
Kekerasan telah meningkat di Afghanistan sejak pasukan AS memulai penarikan terakhir mereka pada 1 Mei, ketika Taliban terus maju dengan kampanye untuk merebut wilayah baru.
Pertempuran sengit meletus Ahad malam (23/5/2021) di tepi Mihtarlam, kota berpenduduk sekitar 140.000 orang dan ibu kota provinsi Laghman, lansir Al Araby (24/5).
Pada satu titik, Menteri Pertahanan Yasin Zia mengambil alih kendali pribadi di lapangan, kata para pejabat.
“Dengan datangnya bala bantuan, musuh mengalami pukulan hebat,” klaim Zia, mantan kepala staf angkatan darat, dalam sebuah pesan video.
Kementerian itu mengklaim setidaknya 50 pejuang Taliban tewas dalam pertempuran semalam.
Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan kepada AFP, pejuangnya berhasil menangkap 37 pos pemeriksaan keamanan di pinggiran kota.
Seorang koresponden AFP melaporkan pertempuran berlanjut di beberapa bagian Mihtarlam pada Senin, menambahkan bahwa ratusan orang telah mengungsi.
Seorang siswa dari Mihtarlam, yang hanya memberi nama depannya Zabihullah, mengatakan dia pergi ke sekolah setelah pasukan pemerintah meyakinkannya bahwa mereka memegang kendali, tetapi harus melarikan diri ketika pertempuran dilanjutkan.
“Saya tidak yakin bagian kota mana yang aman sekarang,” katanya kepada AFP.
Serangan terhadap Mihtarlam terjadi saat Taliban terus berupaya untuk merebut wilayah baru.
Dalam beberapa hari terakhir Taliban telah merebut distrik Nerkh dan Jalraiz di provinsi Wardak, hanya 40 km dari Kabul.
Wardak telah lama digunakan oleh mereka sebagai pintu gerbang untuk mencapai ibu kota dan melancarkan serangan mematikan.
Taliban juga merebut Burka di provinsi Baghlan utara awal bulan ini setelah pasukan pemerintah mundur dari daerah itu. (haninmazaya/arrahmah.com)