DOHA (Arrahmah.com) – Pembicaraan perdamaian antara Imarah Islam Afghanistan (Taliban) dan pemerintah Afghanistan mulai digelar pada Minggu (13/9/2020) waktu setempat.
Sebuah upacara pembukaan yang apik di ibu kota Qatar, Doha, pada Sabtu (12/9) menandai proses pembicaraan pemerintah Afghanistan, dan sekutu termasuk Amerika Serikat (AS), yang menyerukan gencatan senjata.
Pemerintah Afganistan dan Taliban diminta segera mencapai kesepakatan gencatan senjata dan kesepahaman untuk mendukung hak-hak kaum perempuan.
“Pilihan sistem politik yang Anda inginkan adalah keputusan Anda,” kata Mike Pompeo, menteri Luar Negeri Amerika, dalam upacara pembukaan perundingan di Doha, seperti dilansir Reuters pada Sabtu, 12 September 2020.
Pompeo melanjutkan “Kami berkeyakinan kuat melindungi hak semua warga Afgan merupakan cara terbaik bagi Anda untuk memutus rantai tindak kekerasan.”
Untuk memutus tindak kekerasan yang terjadi antara kedua belah pihak, kepala proses perdamaian untuk pemerintah Afghanistan menyarankan bahwa Taliban untuk menawarkan gencatan senjata dengan imbalan pembebasan lebih banyak pejuang mereka yang dipenjara.
“Ini bisa jadi salah satu gagasan mereka atau salah satu tuntutan mereka,” kata Abdullah Abdullah, ketua Dewan Tinggi Rekonsiliasi Nasional Afghanistan.
Hampir dua dekade sejak invasi pimpinan AS yang menggulingkan Taliban, perang masih menewaskan puluhan orang setiap hari dan ekonomi negara itu telah hancur hingga mendorong jutaan orang ke dalam kemiskinan.
Selama pidato di acara pembukaan, salah satu pendiri Taliban, Mullah Abdul Ghani Baradar, mengulangi pesan bahwa Afghanistan harus dijalankan sesuai dengan hukum Islam.
Kesepakatan perdamaian yang komprehensif bisa memakan waktu bertahun-tahun, dan akan tergantung pada kesediaan kedua belah pihak untuk menyesuaikan visi mereka.
Negosiasi yang didukung AS datang enam bulan lebih terlambat dari yang direncanakan karena ketidaksepakatan atas pertukaran tahanan kontroversial.
Di bawah ketentuan kesepakatan penarikan pasukan yang terjadi antara AS dan Taliban, 5.000 tahanan Taliban telah dibebaskan dengan imbalan 1.000 pasukan pemerintah.
(hanoum/arrahmah.com)