KABUL (Arrahmah.id) — Pemerintah Taliban menandatangani kontrak bersama dengan perusahaan Cina untuk mengeksplorasi minyak di wilayah utara Afghanistan itu.
Kontrak ini akan menjadi perjanjian ekstraksi energi besar pertama dengan perusahaan asing sejak Taliban menguasai Afghanistan pada 2021. Masa waktu kontrak sendiri disepakati selama 25 tahun.
“Perjanjian ekstraksi minyak akan dilakukan di cekungan Amu Darya oleh Perusahaan Minyak dan Gas Asia Tengah Xinjiang (CAPEIC),” kata juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid, dilansir CNN (5/1/2023).
“Kontrak minyak Amu Darya merupakan proyek penting antara Cina dan Afghanistan,” tambah Duta Besar Cina untuk Afghanistan Wang Yu mengatakan pada konferensi pers di ibukota Kabul.
Sebuah perusahaan milik negara China juga sedang dalam pembicaraan mengenai pengoperasian tambang tembaga di timur negara itu.
Afghanistan diperkirakan memiliki sumber daya alam – termasuk gas alam, tembaga, dan tanah jarang – bernilai lebih dari $1 triliun.
Namun, banyak dari cadangan itu tetap belum dimanfaatkan karena kekacauan selama beberapa dekade di negara ini.
Beijing belum secara resmi mengakui pemerintahan Taliban di Afghanistan tetapi memiliki kepentingan yang signifikan di negara itu, yang berada di pusat kawasan penting bagi Inisiatif Sabuk dan Jalan (BRI) China.
Diluncurkan oleh Xi Jinping pada 2013, BRI menyediakan pembiayaan bagi negara-negara berkembang untuk membangun infrastruktur seperti pelabuhan, jalan, dan jembatan. (hanoum/arrahmah.id)