KABUL (Arrahmah.com) – Imarah Islam Afghanistan (Taliban) melalui juru bicaranya di Doha, Suhail Shaheen, membantah tuduhan Amerika Serikat (AS)-Inggris yang mengatakan Taliban membantai 40 warga sipil. Menurutnya, laporan itu tidak berdasar.
Sebelumnya, dilansir Reuters (3/8/2021), Pemerintah AS dan Inggris menuduh kelompok Taliban melakukan pembantaian ketika merebut kota selatan Spin Boldak pada Juli lalu.
“Di Spin Boldak, Kandahar, Taliban membantai puluhan warga sipil dalam pembunuhan balas dendam,” bunyi tweet Kedutaan AS dan Inggris di Kabul secara terpisah pada 2 Agustus.
“Pembunuhan ini bisa merupakan kejahatan perang; mereka harus diselidiki dan para milisi atau komandan Taliban yang bertanggung jawab harus dimintai pertanggungjawaban.”
Tweet tersebut mengutip sebuah laporan baru oleh Komisi Hak Asasi Manusia Independen Afghanistan yang mendokumentasikan aksi yang diduga dilakukan Taliban ketika merebut Spin Boldak, wilayah di dekat perbatasan Pakistan.
Tuduhan ini muncul ketika Presiden Afghanistan Ashraf Ghani menyalahkan keputusan penarikan pasukan AS dan sekutunya secara tiba-tiba yang berimbas meningkatnya ketidakamanan di negara itu.
“Alasan untuk situasi kami saat ini adalah bahwa keputusan [tentang penarikan pasukan AS] diambil secara tiba-tiba,” kata Presiden Ghani pada sesi gabungan Parlemen Afghanistan pada 2 Agustus.
Dia mengaku telah memperingatkan Washington tentang “konsekuensi” seperti itu. (hanoum/arrahmah.com)