KABUL (Arrahmah.id) — Juru bicara Taliban, Bilal Karimi, membantah adanya perpecahan dan perselisihan di antara para pemimpin Taliban terkait pelarangan perempuan Afghanistan untuk bisa masuk universitas. Dia juga menegaskan tidak pernah ada informasi adanya upaya Mullah Yaqoob dan Sirajuddin Haqqani untuk bertemu pemimpin Taliban Mullah Akhundzada.
Sebelumnya, seperti dilansir Bloomberg (30/12/2022), perintah pemimpin tertinggi Taliban yang membatasi sementara perempuan masuk universitas ternyata menyebabkan adanya perpecahan internal.
Sumber yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan pada Bloomberg bahwa sekelompok pemimpin Taliban mulai bergerak melawan pemimpin tertinggi Taliban, Mullah Akhundzada, yang berkuasa di Kandahar.
Sumber tersebut menyebutkan bahwa “perlawanan” dilakukan oleh Menteri Pertahanan Mohammad Yaqoob, putra pendiri Taliban Mohammad Omar, dan Menteri Dalam Negeri Sirajuddin Haqqani, pemimpin Jaringan Haqqani.
Bloomberg menyebutkan bahwa mereka berusaha bertemu dengan Pemimpin Tertinggi Taliban untuk membahas masalah tersebut namuan sejauh ini mendapat penolakan.
Akibatnya, menurut sumber tersebut ke Bloomberg, ketegangan makin meningkat antara kedua kubu. Kedua faksi disebutkan sudah menyiapkan personel yang setia mereka jika konflik meningkat menjadi pertempuran.
Saat ini, Mullah Yaqoob dan Sirajuddin Haqqani memegang kekuatan militer di ibu kota Kabul. Mereka disebutkan memegang kendali tentara nasional yang terdiri dari tentara Taliban dan sebagian kesatuan dari pasukan yang dilatih AS yang dikalahkan pada tahun 2021. Di Kabul juga, banyak menteri utama dalam pemerintahan saat ini adalah mantan panglima perang atau pemimpin milisi yang masih memimpin ribuan personel.
Sementara kubu Mullah Akhundzada kebanyakan tinggal di Kandahar, tempat gerakan Taliban muncul pada awal 1990-an. (hanoum/arrahmah.id)