AFGHANISTAN (Arrahmah.com) – Euforia mengenai pelantikan Obama bergema dimana-mana. 20 Januari, seakan-akan menjadi satu hari khusus di dunia karena semua mata memandang ke arah Gedung Putih.
Begitu juga dengan mujahidin Imarah Islam Afghanistan. Mereka mengumumkan statemen, memberikan tanggapan mengenai pelantikan resmi Barack Obama, Presiden AS ke-44.
Setelah kemenangan wakil Partai Demokrat Barack Obama dalam pemilihan presiden Amerika pada tanggal 4 November tahun lalu, kini resmilah pelantikannya sebagai presiden negara kesatuan Amerika pada tanggal 20 Januari kemarin. Dengan demikian berakhirlah masa jabatan thaghut jaman modern George W. Bush dengan berbagai kebijakan politiknya yang berlandaskan ketidakadilan, kesewenang-wenangan dan ketakaburan terhadap kaum muslimin di seluruh dunia.
Belum diketahui bagaimana kebijakan di masa mendatang yang akan dibuat oleh Obama, apakah dia akan terus meneruskan kebijakan politik pendahulunya, ataukah mengambil strategi baru untuk memudahkan tatanan baru Amerika? Ini adalah pertanyaan pokok yang ada di benak banyak orang, khususnya penduduk Irak dan Afghanistan.
Barack Obama telah mengikrarkan janji setianya selama kampanye pemilihan umum di Amerika kepada rakyat amerika untuk memperbaiki situasi politik dan ekonomi, dan juga mengambil kebijakan politik yang adil terhadap orang-orang yang tertindas oleh perlakuan pemerintahan sebelumnya, Bush.
Obama memulai janjinya dengan berencana menutup penjara yang dibangun untuk menyiksa kaum muslimin (Guantanamo-red) dan kebijakan menarik mundur pasukan Amerika dari Irak dan memberikan keamanan di seluruh kawasan.
Akan tetapi kini setelah pelantikannya menjadi presiden resmi negara kesatuan Amerika kita akan lihat apa yang ia janjikan sewaktu kampanye pemilihan presiden yang lalu akan ia tepati ataukah hanyalah bualan belaka demi memenangkan kursi kepresidenan?
Pada kesempatan ini Departemen Politik Imarah Islam Afghanistan mengumumkan hal-hal berikut :
- Daripada mengirim pasukan tambahan ke Afghanistan maka hal pertama yang harus dilakukan oleh Obama adalah memadamkan api yang dinyalakan oleh pandahulunya, Bush, yang menyisakan agresi brutal terhadap penduduk muslim Afghanistan. Dia juga harus segera memikirkan penarikan mundur pasukan Amerika dari Afghanistan, bukan malah mengirim pasukan tambahan. Karena pengiriman pasukan tambahan tidak akan pernah menyelesaikan konflik dan permasalahan, bahkan merupakan penyebab utama krisis politik, administrasi dan keamanan bukan hanya sebatas di Afghanistan saja, tetapi di seluruh wilayah.
- Administrasi Obama harus meninjau kebijakan di masa mendatang mengenai permasalahan Irak dan Afghanistan. Dia juga harus mengambil langkah mendesak untuk menarik pasukan Amerika dari Afghanistan dan Irak tanpa ikatan atau syarat apapun. Dia juga harus berjanji tidak akan melakukan intervensi terhadap administrasi negara lain di masa yang akan datang.
- Obama harus mengambil pendekatan baru untuk menangani problematika Islam, khususnya menyangkut persoalan Afghanistan. Karena jika dia melanjutkan kebijakan politik pendahulunya yang kriminal, Amerika akan mengalami nasib sebagaimana yang dialami oleh Uni Soviet di masa lalu.
- Obama harus menyadari bahwa ancamannya kepada Afghanistan dengan pengiriman pasukan tambahan adalah sama saja dengan dia menambah bensin pada api yang menyala. Dan dari sana dapat dipahami bahwa administrasi baru Amerika ingin meneruskan rencana berdarah Bush yang menyebabkan kemarahan dan kebencian terhadap orang-orang Amerika.
Obama hendaknya mengetahui dengan seksama bahwa pengiriman pasukan tambahan ke Afghanistan tidak dan tidak akan pernah mempengaruhi spirit Mujahidin Imarah Islam. Dan bahkan akan menjadi penyebab memuncaknya spirit perlawanan jihad di dalam hati mereka, dan pada gilirannya akan membawa kemenangan dan pengusiran seluruh pasukan asing Amerika dan Aliansi Utara dari tanah muslim Afghanistan dengan izin Allah.
Wa maa dzalika ‘alallahi bi’aziiz.. Dan hal itu tidaklah sulit bagi Allah (untuk melakukannya)..
Departemen Politik Imarah Islam Afghanistan
(Hanin Mazaya/ummahq/arrahmah.com)