KABUL (Arrahmah.com) – Presiden Afghanistan Ashraf Ghani telah mengganti dua menteri utama yang bertugas mengelola keamanan negara yang goyah, ketika Taliban (Imarah Islam Afghanistan-red) melanjutkan kampanye mereka untuk merebut wilayah baru dalam pertempuran sengit dengan pasukan pemerintah.
Perombakan portofolio kementerian pertahanan dan dalam negeri terjadi ketika kekerasan melonjak dan pembicaraan damai tetap menemui jalan buntu, dengan Taliban mengalami kemajuan dan telah merebut lebih dari 40 distrik dalam beberapa pekan terakhir di seluruh pedesaan, lansir Al Jazeera (19/6/2021).
Kepresidenan mengumumkan dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (19/6) bahwa Jenderal Bismillah Khan Mohammadi, yang bertempur di bawah mendiang komandan anti-Taliban Ahmad Shah Massoud selama perang 1990-an, telah ditunjuk sebagai menteri pertahanan baru.
Ia menggantikan Asadullah Khalid yang menjabat sejak 2018 dan telah berulang kali terbang ke luar negeri untuk perawatan luka yang diderita setelah seorang bomber menyerangnya pada 2012.
Mohammadi sebelumnya memegang portofolio kementerian pertahanan dan dalam negeri dan juga menjabat sebagai kepala staf militer setelah jatuhnya pemerintahan Taliban menyusul invasi pimpinan AS pada 2001.
Ghani juga menunjuk Jenderal Abdul Sattar Mirzakwal sebagai menteri dalam negeri. Mirzakwal sebelumnya pernah menjabat beberapa jabatan daerah.
Perubahan kabinet terbaru, yang harus disetujui oleh parlemen, terjadi saat kekerasan meningkat sejak awal Mei setelah militer AS memulai penarikan resmi pasukan terakhir yang tersisa.
Presiden AS Joe Biden telah menetapkan 11 September -peringatan 20 tahun serangan di Amerika Serikat yang menyebabkan invasi ke Afghanistan- sebagai batas waktu untuk menarik tentara Amerika.
Sejak Pentagon memulai penarikan terakhir pada 1 Mei, Taliban telah melepaskan gelombang serangan yang menargetkan pasukan pemerintah.
Kelompok bersenjata itu mengatakan telah merebut lebih dari 40 distrik sejak awal Mei, memaksa para pemimpin militer untuk mundur secara strategis dari sejumlah distrik pedesaan.
Pada Sabtu, pejabat setempat mengatakan bahwa Taliban merebut setidaknya enam distrik lagi di negara itu sejak Jumat, memaksa pasukan pro-pemerintah untuk menyerah atau mengevakuasi distrik dan melarikan diri. (haninmazaya/arrahmah.com)