KABUL (Arrahmah.com) – Militan Taliban akui serangan bom yang terjadi pada Selasa (3/8/2021) di ibu kota Afghanistan, Kabul. Taliban memperingatkan akan menyerang lebih banyak pejabat Afghanistan setelah upaya mereka untuk membunuh Menteri Pertahanan Bismillah Mohammadi pada Selasa (3/8) lalu gagal.
Juru bicara Taliban, Zabihullah Muhahid, mengatakan bahwa serangan bom dan tembakan di rumah dinas Mohammadi di Kabul itu hanya permulaan dari operasi mereka.
“Serangan itu hanya permulaan dari operasi terhadap lingkaran pemimpin pemerintahan Kabul yang memerintahkan menyerang dan mengebom berbagai daerah negara ini,” ujar Muhahid seperti dikutip AFP (5/8).
Serangan Taliban di dekat kediaman Mohammadi ini menewaskan setidaknya delapan orang. Insiden ini pun menjadi perhatian luas karena terjadi di Zona Hijau, di mana rumah-rumah dinas pejabat dan sejumlah kedutaan besar negara asing berada.
Bom pertama meledak pada Selasa tengah malam. Mohammadi mengatakan bahwa serangan bom mobil bunuh diri itu menargetkan rumahnya.
Kurang dari dua jam setelah bom mobil itu, ledakan keras lainnya terdengar, diikuti dentuman lebih kecil dan serentetan tembakan.
Seorang sumber keamanan mengatakan bahwa sekelompok orang juga menyerbu rumah salah satu anggota parlemen. Dari sana, mereka menembaki rumah Mohammadi.
“Beberapa anggota parlemen sedang rapat di rumah anggota parlemen ini untuk membuat rencana melawan serangan Taliban di utara,” kata sumber itu kepada AFP.
Ketika ledakan dan tembakan mengguncang kota, para warga turun ke jalan-jalan Kabul dan naik ke atap rumah sambil meneriakkan “Allahu Akbar” dan “Matilah Taliban” sebagai tanda mereka mendukung pasukan Afghanistan memerangi Taliban.
Sehari setelah itu, ledakan kembali mengguncang ibu kota, tepatnya di dekat gedung intelijen Afghanistan. Meski belum ada kelompok yang mengklaim sebagai dalang di balik ledakan itu, sejumlah pihak menduga serangan dilakukan Taliban.
Taliban memang terus menggencarkan serangannya setelah Amerika Serikat dan NATO menyatakan bakal menarik pasukannya dari Afghanistan.
Mereka bahkan mengklaim sudah menguasai 90 persen wilayah Afghanistan. Namun, Afghanistan bersumpah akan merebut kembali daerah-daerah tersebut. (hanoum/arrahmah.com)