Pejuang Taliban akhirnya mengumumkan eksekusi misionaris asal Korea Senin, (30/7) kemarin. Sebelumnya, misionaris asal Korea Selatan itu sempat disandera dan ditahan sejak 12 hari lalu.
Tindakan ini dilakukan karena pemerintah Afghanistan dan Korsel masih mengabaikan tuntutan mereka. Juru bicara dari pejuang Taliban, Qari Muhammad Yusuf mengatakan, ”Kami telah membunuh salah satu sandera laki-laki dari Korea pada pukul sembilan waktu Afghanistan, yaitu setelah habisnya masa perpanjangan waktu selama 8 jam.”
Sebelumnya, Taliban juga telah menembak salah satu sandera yang bernama Bai Hyung Ko (42). Salah satu sumber dari kalangan Taliban menyebutkan, bahwa pihak mereka telah menyerahkan daftar 23 nama warga Korea yang dijadikan sandera kepada pemerintah Afghanistan.
Sebagai gantinya, Taliban meminta kepada pemerintah agar para pejuang mereka yang ditahan segera dilepas. Akan tetapi pihak pemerintah dinilai lamban, sehingga mereka terpaksa membunuh salah satu dari sandera.
Menyusul gagalnya perundingan pertukaran para tawanan Taliban dan 23 tawanan asal Korea Selatan, tenggat waktu atau dead line untuk mengeksekusi 23 tawanan asal Korea Selatan berakhir kemarin.
Sebagaimana diketahui, bahwa para sandera “pekerja sosial” ini adalah penginjil anggota perkumpulan gereja misionaris Inggris yang berada di Korea, bertempat di kota Bundang, salah satu sudut Soul.
Tertangkapnya misionaris di wilayah Afghanistan ini sempat membuat Paus Benediktus XVI angkat bicara. Paus mengimbau Taliban supaya melepas tawanan asal Korea Selatan itu.
Akibat musibah ini, Asosiasi Gereja Kristen Korea (Korea National Council of Churches) atau KNCC, akhirnya mengumumkan akan lebih bekerjasama dengan pemerintah dan menahan diri untuk melakukan perjalanan ke zona berbahaya.
KNCC, menyatakan, ada banyak zona perang dan wilayah konflik agama di dunia yang mengancam nyawa sehingga perlu untuk membatasi kegiatan di wilayah tersebut.
Pihak KNCC menampik tujuan misionaris itu melakukan kristenisasi. Tujuan mereka, katanya, untuk membantu anak-anak dan orang yang tidak mampu di daerah setempat. [islam al-yaum/rbs/thoriq/www.hidayatullah.com]
Sumber: Hidayatullah