(Arrahmah.com) – Taliban Afghanistan melalui media resmi mereka Al-Emara telah merilis sebuah video yang menunjukkan para pejuangnya yang tengah menyerahkan tentara Amerika yang mereka tawan, Bowe Bergdahl, kepada militer AS di provinsi timur yang berbatasan dengan Pakistan pada Sabtu (31/5/2014).
Video Taliban berdurasi 17:03 menit ini menunjukkan Sersan Bergdahl tengah menunggu di sebuah truk pick-up putih yang dikelilingi oleh para mujahidin Taliban yang membawa senjata.
Bergdahl yang pada kesempatan sebelumnya sempat terlihat berjenggot telah bercukur dan muncul dengan potongan rambut digundul habis, serta mengenakan gamis (baju Pakistan) putih.
Helikopter Blackhawk kemudian terlihat terbang mendekat di atas mereka dan mendarat di dekat mereka dan tentara yang ditawan itu kemudian diarahkan kepada para penjemputnya oleh dua mujahidin. Salah seorang dari dua mujahidin yang berdiri di dekat Bergdahl memegang tangannya. Sementara seorang mujahid terlihat mengibarkan bendera tauhid putih.
Seorang saksi mata Taliban yang mengaku mengambil bagian dalam penyerahan tawanan ini menceritakan proses penyerahan tersebut dalam bahasa Phustun lokal.
Dia mengatakan, “Helikopter mendarat hanya sekitar 15 meter dari kami. Kami bersama 18 orang [mujahidin] bersenjata untuk perlindungan kami,” katanya. Dan pihak Amerika diberitahu terlebih dahulu tentang hal ini.
Setelah helikopter AS mendarat, tiga orang muncul dan berjalan menuju kelompok jihad Afghanistan ini, dengan cepat berjabat tangan dan membawa Bergdahl kembali ke helikopter. Proses penyerahan tawanan ini hanya membutuhkan waktu kurang dari satu menit.
Para saksi mata mengatakan Taliban ingin sedikit berbicara dengan pasukan Amerika melalui penerjemah mereka tetapi para utusan Amerika itu terlihat tegang dan hanya bertanya apakah Bergdahl dalam kondisi sehat. Saksi mata mengatakan Taliban kemudian mengiyakannya.
Saat helikopter berangkat, pesan dalam bahasa Inggris yang muncul di layar menyatakan “Jangan kembali ke Afghanistan.”
Seorang juru bicara Departemen Pertahanan AS mengatakan pemerintah mereka tidak punya alasan untuk meragukan keaslian video ini, tetapi akan meninjaunya.
Cuplikan video ini juga mencakup adegan yang menunjukkan lima komandan Taliban yang dibebaskan dari pemenjaraan AS di Teluk Guantanamo dalam pertukaran tawanan dengan Bergdahl. Para petinggi jihad Afghanistan itu diterima oleh perwakilan Taliban di Qatar.
Seorang narator dalam video tersebut pun memuji lima komandan Taliban yang dibebaskan itu sebagai sebagai para pahlawan.
Sementara itu, pemerintahan Obama telah mendapat kecaman dari anggota parlemen AS yang mengatakan mereka tidak diinformasikan sebagai mana mestinya mengenai kesepakatan untuk membebaskan lima tahanan Guantanamo dalam pertukaran untuk Bergdahl. Para pejabat Afghanistan juga telah menyatakan ketakutan mereka bahwa Mujahidin Taliban yang dibebaskan ini akan bergabung kembali dalam jihad.
Namun, berbicara kepada wartawan di Kabul pada Selasa (3/4), duta besar AS untuk Afghanistan James Cunningham menolak kritik tersebut. Dia menegaskan bahwa sebagai bagian dari perjanjian dengan pemerintah Qatar, pengaturan telah dibuat untuk menjamin bahwa anggota Taliban yang dipindahkan ke Qatar tersebut berada di bawah pengawasan dan tidak menjadi ancaman bagi Amerika Serikat.
“Kami senang atas kembalinya Sersan Bergdahl ke tangan AS dan tidak dipertanyaan tentang semua ini bahwa kami mendukung atau mendorong Taliban melalui proses ini. Ini adalah murni tentang kembalinya tentara kami. Kami, bagaimanapun, berharap bahwa diskusi rekonsiliasi antara pemerintah Afghanistan dan Taliban akan berjalan dan jika ini mendorong proses itu, itu yang akan bagus,” kata Cunningham.
Para pejabat AS meyakini bahwa Sersan Bergdahl berada dalam penahanan “Jaringan Haqqani”, bagian dari kelompok jihad Taliban yang paling ditakuti musuh di kawasan itu, dan menghabiskan sebagian besar waktu berjuang di suatu tempat di wilayah kesukuan Waziristan Utara, Pakistan. Dalam video yang dirilis Taliban Afghanistan sebelumnya, Sersan Bergdahl terlihat dengan komandan senior Haqqani, Mullah Sangeen, yang syahid (in syaa Allah) dalam serangan pengecut pesawat tak berawak AS di wilayah Waziristan akhir tahun lalu.
Sebelumnya, beberapa mantan rekan-rekan Bergdahl telah menuduhnya meninggalkan tugasnya dan memicu pencarian besar-besaran yang menyebabkan personil militer Amerika tewas.
Pada Rabu (4/6), Menteri Pertahanan AS Chuck Hagel mengatakan bahwa “menyangka yang macam-macam” tidak adil bagi keluarga Bergdahl dan mengatakan “kami tidak melakukan itu di Amerika Serikat, kami bersandar pada fakta-fakta.”
Hagel mengatakan kepada wartawan pada pertemuan para menteri pertahanan NATO di Brussels bahwa dia “tidak tahu apakah ada persoalan atau rincian dari tentara AS yang tewas sebagai akibat dari upaya untuk mendapatkan Bergdahl.”
Kepala Staf Angkatan Darat AS Jenderal Ray Odierno mengatakan pada Rabu (4/6) bahwa menjaga kesehatan Bergdahl dan reintegrasi tepatnya merupakan prioritas “pertama dan utama”. Odierno mengeluarkan pernyataan yang mengatakan “pada waktu yang tepat, kami akan melakukan kajian menyeluruh, transparan dan lengkap dari persoalan seputar penangkapannya.”
Tentara yang dibebaskan itu diterbangkan ke sebuah rumah sakit militer AS di Jerman untuk sebuah evaluasi.
Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Raymond T. Odierno mengatakan tinjauan menyeluruh, transparan dan lengkap tentang persoalan seputar penangkapan Bergdahl itu akan dilakukan pada waktu yang tepat.
“Ini selalu menjadi sebuah prioritas utama bahwa setiap prajurit [AS] yang dikerahkan ke Afghanistan akan kembali ke rumah. Kami tidak akan pernah meninggalkan kawan jatuh di belakang,” katanya. “Sekarang Sersan Bergdahl kembali dan ada di bawah kendali kita, pertama dan terutama kita harus memastikan kesehatannya terawat dan dia direintegrasi dengan benar.”
(banan/arrahmah.com)