SWAT (Arrahmah.com) – Ismail Khan, adalah salah satu dari ratusan polisi Pakistan di lembah Swat yang baru-baru ini mengundurkan diri setelah menerima ancaman dari pejuang Taliban.
“Sekitar 400 polisi termasuk diriku telah keluar dari pos kami,” ujar Khan, 42, salah satu Kepala Agen Kepolisian di Lembah Swat.
Mujahidin pro-Taliban Tehrik Nifaz Muhammadi mengeluarkan satu peringatan untuk polisi-polisi lokal agar meninggalkan pos-pos mereka.
“Kami tidak ingin berperang melawan polisi-polisi loka, karena kalian adalah saudara kami,” salah satu hal yang disebarkan melalui pamphlet oleh Tehrik.
“Oleh karena itu, lebih baik keluar dari pekerjaan itu atau bersiap-siap untuk mendapatkan konsekuensi-konsekuensi mengerikan.”
Pamflet tersebut berisi nasehat untuk para polisi lokal dan mengatakan agar mengiklankan nama-nama mereka dalam surat kabar lokal jika mereka telah benar-benar berhenti dari pekerjaan tersebut.
Khan, dan ratusan polisi lainnya, awalnya menantang ancaman Taliban tersebut. Tetapi Taliban tidak main-main dengan apa yang mereka katakana. Konvoi-konvoi tentara dan polisi selalu menjadi sasaran empuk bom ranjau yang di buat Taliban, Karena itulah Khan akhirnya berubah pikiran.
“Kami merundingkan hal ini, dan akhirnya kami memutuskan untuk berhenti demi keamanan hidup kami,” ujar Khan.
Mereka telah menerbitkan satu iklan di surat kabar lokal yang memberitahu Taliban bahwa mereka telah keluar dari pekerjaan mereka.
Khan, Kepala Agen Kepolisian di Lembah Swat, tidak memiliki pilihan lain dan tetap mematuhi permintaan Taliban.
“Angkatan perang asing, meninggalkan tempat-tempat yang tidak aman dan membiarkan kami (polisi lokal) menjadi sasaran empuk di sana,” jelas Khan.
Sedikitnya 102 polisi lokal telah tewas dalam kurun waktu 10 bulan di wilayah Lembah Swat.
“Tadinya aku ingin bertahan karena para petinggi menawari kenaikan pangkat. Tetapi, bagaimanapun, pangkat dan insentif tidak lebih berharga disbanding hidup,” lanjut Khan. (Hanin Mazaya/arrahmah.com)