PARIS (Arrahmah.com) – Kepolisian Perancis tengah menginvestigasi ancaman-ancaman terhadap gereja Koptik di Perancis setelah insiden bom Koptik di Mesir, salah seorang aparat keamanan pada Senin (3/1/2011).
Pasukan anti teror Paris segera meluncurkan operasi penggrebekan dan penyelidikan pada setiap aktivitas mencurigakan yang terkait dengan terorisme, setelah salah seorang pemimpin gereja mengajukan keluhan.
Seorang pendeta di gereja Koptik Santo Maria dan Santo Markus di daerah pinggiran Paris, Châtenay-Malabry, menyatakan kepada AFP pada Senin (3/1) bahwa ia telah membuat pengaduan ke polisi.
Pendeta Girguis Lucas mengatakan bahwa salah seorang jamaatnya telah melihat “ancaman dibuat melalui internet oleh mujahedin Islam yang mengumumkan serangan lain di Eropa dan di Prancis pada khususnya,” serta menyebutkan nama gereja mereka.
“Ancaman ini bukan fantasi,” kata Lucas, yang memperkirakan terdapat 250.000 penganut Kristen Koptik di Perancis. “Di sini orang bebas untuk melakukan apapun, dan kami tidak dapat menerima ancaman ini.”
Sementara itu, Kristen Koptik di Jerman juga mengklaim mereka telah menerima ancaman serangan oleh Muslim ‘radikal’ dan meminta perlindungan, kata uskupnya dalam komentar yang diterbitkan oleh sebuah harian pada hari Minggu (2/1).
“Internet sedang penuh dengan ancaman semacam ini terhadap kami. Polisi telah memperingatkan kami beberapa kali atas serangan oleh Muslim radikal,” kata Bishop Anba Damian dalam sebuah laporan pada Bild edisi online.
“Saya telah menulis kepada menteri dalam negeri untuk meminta perlindungan,” katanya.
Mesir pada Senin (2/1) menyatakan ada dalam kondisi siaga tinggi menjelang hari raya Natal Koptik pada tanggal 7 Januari mengikuti pemboman gereja sebelumnya pada Tahun Baru yang menewaskan 21 orang di kota Alexandria. (althaf/arrahmah.com)