KABUL (Arrahmah.com) – NATO dan Inggris telah menarik beberapa staf dari lembaga pemerintah Afghanistan setelah pembunuhan dua penasihat militer AS yang menambah jumlah korban saat marak protes anti-AS menjadi sekitar 30 jiwa.
Taliban mengaku bertanggung jawab atas penembakan hari Sabtu (25/2/2012), dan mengatakan itu sebagai pembalasan atas aksi pembakaran Al Quran di sebuah pangkalan militer AS. Insiden penghinaan agama Islam ini pula yang memaksa Presiden AS Barack Obama untuk meminta maaf kepada rakyat Afghanistan.
Satu hari dalam kekerasan di seluruh negeri, sebuah kompleks PBB diserang oleh ribuan demonstran di timur laut provinsi Kunduz, tetapi mereka dipukul mundur ketika polisi menembak ke kerumunan, seorang koresponden AFP melaporkan.
Lima orang dilaporkan tewas dalam serangan itu, dan menambah jumlah korban tewas dalam lima hari protes berujung kekerasan.
Presiden Hamid Karzai mengeluarkan pernyataan yang mendesak para demonstran dan pasukan keamanan Afghanistan untuk menahan diri, dengan mengatakan pemerintah sedang menekan Washington “untuk mengadili para pelaku kejahatan”.
Kedua penasihat militer Amerika dari ISAF berada di kementerian dalam negeri ketika “seseorang” menodongkan senjata terhadap mereka, NATO mengatakan, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Sebuah sumber pemerintah kepada AFP mengatakan dua orang tewas oleh seorang anggota polisi Afghanistan.
Sementara itu, Pentagon mengatakan pembunuhan itu “tidak bisa diterima” dan meminta pemerintah Afghanistan untuk melindungi pasukan koalisi dan mengurangi amuk massa.
Hal serupa dilakukan oleh Inggris. London menyatakan kedutaannya juga sementara menarik semua staf urusan sipil dan penasihat dari pemerintahan Afghanistan di Kabul. (althaf/arrahmah.com)