DAMASKUS (Arrahmah.com) – Pasukan rezim Nushairiyah pimpinan Bashar Asad telah mengevakuasi gedung-gedung pertahanan utama di Damaskus karena khawatir mereka mungkin menjadi sasaran serangan Barat sebagai respon atas serangan kimia di Douma akhir pekan lalu, menurut laporan kelompok pemantau pada Rabu (11/4/2018).
Amerika Serikat dan Perancis telah memperingatkan respon yang kuat setelah serangan kimia mematikan oleh rezim Asad di kota Douma yang dikuasai pejuang Suriah pada Sabtu (7/4).
“Gedung-gedung kementerian pertahanan dan markas militer telah dikosongkan selama dua hari,” ujar kelompok pemantau Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) seperti dilansir Daily Sabah.
Pasukan rezim juga mengevakuasi bandara militer serta pangkalan-pangkalan elit Divisi Keempat dan Garda Republik di luar ibu kota, lanjut laporan SOHR.
Tidak ada konfirmasi langsung dari rezim Asad.
Seorang sumber pro-rezim mengatakan kepada AFP: “Militer Suriah telah mengambil tindakan perlindungan terutama untuk bandara dan basis militer.”
Aktivis Suriah melaporkan mereka menyaksikan konvoy truk meninggalkan pangkalan yang digunakan dalam serangan baru-baru ini terhadap pejuang Suriah di Ghautah Timur.
Ini terjadi setelah Presiden AS Donald Trump memperingatkan Rusia bahwa akan ada aksi militer di Suriah setelah serangan kimia beracun dilancarkan di Douma, yang menyatakan bahwa rudal “akan datang” dan memukul Moskow karena berdiri untuk Bashar Asad.
Trump bereaksi terhadap peringatan Rusia bahwa setiap rudal AS yang menembaki Suriah akan langsung ditembak jatuh.
“Rusia bersumpah akan menembak jatuh semua rudal yang ditembakkan ke Suriah. Bersiaplah Rusia, karena mereka akan datang, lebih baik dan baru dan pintar!” ujar cuitan Trump di Twitter. (haninmazaya/arrahmah.com)