YERUSALEM (Arrahmah.com) – Belanda dan Swiss sepakat untuk menangguhkan pemberian dana untuk para pengungsi Palestina ke badan PBB untuk para pengungsi Palestina (UNRWA) setelah sebuah laporan mengungkapkan dugaan penyalahgunaan dana dan wewenang di tingkat tertinggi.
Menanggapi laporan tersebut, penyelidik PBB mengunjungi kantor Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB (UNRWA) di Yerusalem dan Amman untuk mengumpulkan informasi, kata narasumber yang mengetahui masalah tersebut.
Dalam sebuah pernyataan kepada Al-Jazeera, Kementerian Kerjasama Pembangunan Belanda mengatakan negaranya telah “menyatakan kepada PBB di New York dan kepada UNRWA, keprihatinan besarnya dan meminta klarifikasi. Belanda juga sedang berkonsultasi dengan donor lain”.
Pernyataan tersebut juga menjelaskan bahwa Sigrid Kaag, menteri kerja sama pembangunan Belanda, “ingin mendengar langkah-langkah apa yang akan diambil PBB berdasarkan hasil penyelidikan”.
“Menteri Kaag telah memutuskan untuk menunda kontribusi tahun ini, sebesar 13 juta euro atau 14,5 juta USD, hingga kami menerima tanggapan yang memuaskan dari PBB di New York.”
“Belanda berharap situasinya akan diselesaikan dengan cepat, karena UNRWA memiliki mandat kemanusiaan yang penting untuk dipenuhi,” kata pernyataan kementerian itu.
Selain Belanda, Swiss juga menangguhkan dana, sebesar 22,3 juta franc Swiss (22,5 juta USD) untuk UNRWA.
Dalam sebuah pernyataan kepada Al Jazeera pada Rabu (31/7/2019), juru bicara UNRWA Tamara Al-Rifai mengatakan organisasi itu “menyesali” keputusan Swiss dan Belanda. “Ada penyelidikan yang sedang berlangsung mengenai UNRWA, dan tidak ada temuan penyelidikan yang disebarluaskan atau dibahas, semua itu hanya dugaan dan desas-desus,” ungkapnya.
Dia mengimbau masyarakat untuk “menunggu kesimpulan investigasi yang sebenarnya”. Sementara itu, dia mengimbau para donor untuk “menjaga dana yang akan mereka sumbangkan” untuk para pengungsi Palestina. (rafa/arrahmah.com)