HYDERABAD (Arrahmah.id) — Sejumlah warga muslim terluka pada hari Sabtu (15/6/2024) setelah massa Hindu radikal menyerang sebuah madrasah dan merusak properti milik umat Islam di kota Medak, Telangana.
Majlis Muslim Seluruh India Ittehadul Muslimeen (AIMIM) MLA Kausar Mohiuddin mengatakan, dilansir Clarion India (16/6), massa hindu radikal dari RSS dan Hindu Yuva Vahini membuat keributan saat melihat ternak yang dibawa untuk kurban.
Kemudian, pihak madrasah melaporkan hal tersebut ke polisi setempat. Polisi datang dan mengamankan ternak ke tempatnya.
Belakangan, massa Hindu radikal berkumpul dalam jumlah besar dan menyerang madrasah tersebut.
Menurut Mohiuddin, beberapa orang termasuk petugas madrasah mengalami luka berat. Tangan dan kaki Mohammed Arif yang merupakan ketua madrasah mengalami patah.
Ketika orang-orang yang terluka dirawat di rumah sakit setempat, massa mengepung rumah sakit tersebut dan menyerangnya.
Kemudian, massa turun ke jalan memaksa pemilik toko untuk menutup toko mereka sambil menyerang anggota komunitas Muslim dan merusak properti.
Dalam sebuah video, para korban terdengar mengatakan bahwa massa bersenjatakan tongkat dan pedang berkeliaran dan menyerang orang-orang di kota. Tapi, polisi tidak melakukan intervensi meski kantor polisi berada di dekatnya.
Menyusul kekerasan tersebut, ketua AIMIM Asauddin Owaisi berbicara dengan DGP Telangana Ravi Gupta dan petugas polisi senior lainnya menuntut tindakan serius terhadap para pelakunya. Namun situasi kemudian dapat dikendalikan setelah polisi dilaporkan menyerang massa dan pasal 144 diberlakukan di kota tersebut.
Kepada awak media, SP Bala Swamy mengatakan, ketegangan terjadi di Medak karena terjadi bentrokan antara dua komunitas di tiga lokasi berbeda.
“Awalnya, kekerasan muncul di tempat penjualan sapi untuk kurban pada Hari Raya Idul Adha. Disusul tawuran di dua lokasi berbeda,” ujarnya.
“Polisi mengatakan situasinya terkendali untuk saat ini. Kasus-kasus telah didaftarkan terhadap kedua kelompok tersebut dan untuk mengidentifikasi pihak lain yang terlibat dalam kekerasan tersebut, polisi sedang memeriksa rekaman video tersebut,” kata SP.
Polisi telah menangkap presiden distrik BJP Medak Gaddam Srinivas, presiden kota BJP Medak M. Nayam Prasad, Presiden Bharatiya Janata Yuva Morcha, dan tujuh orang lainnya sehubungan dengan kekerasan di Medak.
Video kejadian yang menjadi viral menunjukkan bahwa para pemimpin BJP juga ikut serta dalam aksi unjuk rasa yang dilakukan massa Hindu radikal.
Naveen dari Rumah Sakit Ortopedi Medak menceritakan bahwa dia sedang merawat pasien yang terluka Arif Samdani, ketika massa berjumlah 150 hingga 200 orang, yang diidentifikasi sebagai pekerja BJP dan BJYM, menyerang rumah sakit dan merusak mobil dokter.
“Kami tidak tahu siapa yang Muslim dan siapa yang Hindu; kami di sini untuk melayani orang. Perilaku seperti itu tidak bisa diterima,” kata Naveen.
Sementara itu, Organisasi Mahasiswa Islam (SIO) mengutuk kekerasan tersebut dan menyerukan tindakan segera dan tegas terhadap para pelakunya.
Organisasi tersebut menekankan perlunya memulihkan perdamaian dan keamanan di kota tersebut dengan cepat.
“Kami menuntut keadilan bagi para Korban dan tindakan tegas terhadap mereka yang bertanggung jawab atas tindakan keji ini. Pihak berwenang harus mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan insiden serupa tidak terulang kembali,” kata perwakilan SIO. (hanoum/arrahmah.id)