BOGOTA (Arrahmah.id) — Kolombia akan memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel. Presiden Gustavo Petro menyatakan hal itu dikarenakan Israel melakukan genosida ke Gaza dan pemutusan berlaku mulai Kamis (2/5/2024).
Hal tersebut disampaikan dalam rapat umum May Day di Bogota. Ia pun merujuk kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sebagai pemimpin yang melakukan genosida.
“Besok (2/5) hubungan diplomatik dengan negara Israel akan terputus karena memiliki pemimpin [Netanyahu] yang melakukan genosida,” kata Petro seperti diberitakan AFP (1/5).
Petro telah mengambil sikap kritis kepada Israel sejak agresi militer besar-besaran ke Gaza. Ia menghentikan pembelian senjata Israel setelah lebih dari 100 orang tewas saat mengantre bantuan di Gaza pada Kamis (29/2).
Ia juga mengajak dunia untuk sama-sama memblokir Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, terutama setelah pasukan militer Israel menembaki warga Palestina yang mengantre makanan pada Februari 2024.
Ia juga menuduh Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menggunakan kalimat untuk orang-orang di Gaza yang mirip dengan yang dikatakan “Nazi tentang orang-orang Yahudi.”
Petro, Presiden sayap kiri pertama Kolombia, juga menegaskan bahwa “masyarakat demokratis tidak bisa membiarkan Nazisme kembali berkuasa dalam politik internasional.”
Sementara itu, Israel menuduh Petro “menyatakan dukungan terhadap kekejaman yang dilakukan oleh teroris Hamas, memicu anti-Semitisme.” Mereka pun memanggil duta besar Kolombia.
Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz buka suara soal deklarasi pemutusan hubungan diplomatik oleh Kolombia imbas situasi di Gaza. Ia menilai hal itu sama seperti memberikan “hadiah” kepada Hamas.
“Presiden Kolombia telah berjanji untuk memberi penghargaan kepada para pembunuh dan pemerkosa Hamas – dan hari ini dia mewujudkannya,” kata Israel Katz di X atau Twitter.
“Sejarah akan mengingat bahwa Gustavo Petro memutuskan untuk membela monster paling tercela yang pernah dikenal umat manusia,” tulisnya.
Dalam serangan Oktober 2023, militan Hamas juga menyandera sekitar 250 orang, 129 di antaranya masih berada di Gaza, termasuk 34 orang yang menurut Israel diperkirakan tewas.
Serangan balasan Israel telah menewaskan sedikitnya 34.568 orang di Gaza, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menurut Kementerian Kesehatan Gaza. (hanoum/arrahmah.id)