DAMASKUS (Arrahmah.com) – Rezim Suriah memberlakukan pengepungan di kota Jasem di provinsi Daraa, Suriah selatan pada Selasa pagi (5/10/2021), setelah menembaki kota itu di tengah ketidakpuasan atas jumlah senjata dan uang yang diserahkan oleh penduduknya.
Pasukan rezim menutup semua jalan menuju Jasem, mencegah penduduk masuk dan keluar kota tersebut, mengikuti pola hukuman kolektif yang sama terhadap kota-kota Daraa lainnya awal tahun ini, Al-Araby Al-Jadeed melaporkan.
Langkah melawan Jasem terjadi setelah rezim menuntut warga menyerahkan senapan mesin dan sejumlah senapan yang menurut Abu Al-Baraa Al-Hourani, seorang aktivis Suriah dari Houran Free Group, tidak terjadi sama sekali.
“Anggota komite keamanan [Daraa] yang berafiliasi dengan rezim … menuntut agar orang-orang kota menyerahkan 250 senapan mesin, dalam batas waktu yang berakhir pada pukul 6 sore [pada hari Selasa],” tutur Al-Hourani.
Pengepungan dimulai dengan rudal dan bom yang ditembakkan ke kota provinsi Daraa pada Senin (4/10), melukai serius seorang bocah, setelah rezim tidak senang dengan jumlah senjata dan uang yang diserahkan oleh penduduk.
“Sejumlah pemuda kota membakar bendera rezim di bundaran setelah menjadi sasaran peluru dan anak itu terluka,” tambah Al-Horani.
Para pelajar, pasien, dan pekerja kemudian dilarang meninggalkan kota, memicu ketegangan di bagian utara provinsi Daraa.
Al-Hourani mengatakan bahwa sementara senapan mesin berat yang diminta rezim tidak ada, warga menyerahkan 50 senjata ringan bersama dengan sejumlah uang yang setara dengan harga 50 senapan.
Pengepungan terjadi setelah pasukan rezim mundur dari Jasem, bersama polisi militer Rusia, setelah menggeledah dan menjarah rumah-rumah penduduk, lapor Al-Araby Al-Jadeed.
Di barat laut Suriah, pasukan rezim menembaki desa-desa dan kota-kota di provinsi Idlib selatan yang dikuasai pemberontak dengan artileri berat dan rudal, termasuk Al-Fateera, Sufuhun, Fleifel, dan Kafr Aweed. (Althaf/arrahmah.com)