YERUSALEM (Arrahmah.id) – Ekstemis “Israel” kembali menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa pada Selasa (11/4/2023) yang bertepatan dengan hari keenam festival Paskah Yahudi.
Ratusan Yahudi radikal menyerbu Masjid Al-Aqsa, tempat tersuci ketiga umat Islam, di bawah perlindungan pasukan “Israel” menyusul serangan sebelumnya pada Senin (10/4).
Para ekstremis memasuki kompleks dalam kelompok yang dipimpin oleh rabi sekaligus mantan anggota Knesset Yehudah Glick, kata sumber lokal kepada Al-Araby Al-Jadeed.
Pasukan “Israel” dikerahkan di halaman Al-Aqsa menjelang penyerbuan situs tersebut, menduduki ruang shalat dan melecehkan jamaah, kata sumber tersebut.
“Para penyusup mengibarkan bendera [“Israel”] di halaman Masjid Al-Aqsa untuk memprovokasi perasaan umat Islam, yang dilecehkan di halaman,” kata juru bicara Dewan Wakaf Islam yang mengelola Masjid Al-Aqsa.
Juru bicara itu menambahkan bahwa pasukan “Israel” mengusir sejumlah orang yang menanggapi serangan itu dengan berkumpul untuk meneriakkan “Allahu Akbar” dan tetap melaksanakan shalat subuh.
Dia mengatakan sekitar 400 ekstremis “Israel” berpartisipasi dalam serangan itu, yang terjadi pada Selasa pagi dan berakhir pada pukul 09.30 waktu setempat (07:30 GMT).
Pasukan “Israel” juga menghentikan ratusan pemuda Palestina memasuki Al-Aqsa untuk shalat subuh pada Selasa (11/4).
Pada Senin (10/4), lebih dari 1.000 orang “Israel” menyerbu halaman Al-Aqsa dan melakukan ritual keagamaan yang melanggar pengaturan status quo, yang melarang segala bentuk peribadatan selain Islam di tempat tersebut.
Beberapa ekstremis ingin menghancurkan Al-Aqsa dan membangun kuil Yahudi sebagai gantinya.
“Keinginan para pemukim “Israel” untuk menghancurkan masjid atau secara paksa mengubah seluruh atau sebagian kompleks menjadi sinagog, seperti yang terjadi pada Masjid Ibrahimi di Hebron, merupakan sumber kecemasan yang mendalam di kalangan warga Palestina,” kata pelapor khusus PBB Francesca pekan lalu. (zarahamala/arrahmah.id)