SOMALILAND (Arrahmah.id) — Sedikitnya 96 orang tewas dalam 17 hari pertempuran antara pasukan keamanan dan anggota-anggota klan di wilayah Somaliland yang memisahkan diri dari Somalia.
“Ada 96 orang tewas dan 560 luka-luka,” kata Ahmed Mohamed Hassan, direktur rumah sakit utama di kota Las Anod yang diperebutkan, kepada AFP (23/2/2023) melalui telepon.
Sebelumnya, Garaad Jama Garaad Ali, seorang kepala suku senior, mengatakan pada hari Rabu (22/2) bahwa 150 orang tewas dan 500 lainnya luka-luka.
Somaliland, yang mengklaim kemerdekaan dari Somalia sejak 1991, namun tidak pernah diakui secara internasional, sering dipandang sebagai mercusuar stabilitas di kawasan yang kacau.
Ketegangan politik telah melonjak dalam beberapa bulan terakhir, menyebabkan kekerasan mematikan antara pasukan pemerintah dan milisi yang setia kepada Somalia.
Pertempuran terbaru pecah pada 6 Februari lalu di Las Anod, yang melintasi rute perdagangan utama dan diklaim oleh Somaliland dan Puntland yang berdekatan, negara bagian semi-otonomi di Somalia timur laut.
Pertempuran sengit masih berkecamuk pada hari Kamis (23/2), menurut para pemimpin suku dan saksi di kawasan itu.
“Itu dimulai pada pagi hari dan sudah beberapa peluru artileri dan mortir mendarat di kota,” kata warga Mohamed Saleban melalui telepon, menambahkan bahwa orang-orang melarikan diri.
Kekerasan meletus setelah para tetua di wilayah Sool, di mana Las Anod berada, mengeluarkan pernyataan yang menjanjikan dukungan untuk pemerintah federal Somalia dan mendesak otoritas Somaliland untuk menarik tentara mereka dari daerah tersebut.
Otoritas Somaliland mengumumkan gencatan senjata pada 10 Februari, tetapi beberapa hari kemudian menuduh Somalia menyerang pasukannya. (hanoum/arrahmah.id)