DAMASKUS (Arrahmah.com) – Rezim Syi’ah Nushairiyah pimpinan Assad menjatuhkan bom barel di ratusan tempat pada tahun lalu, melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB.
Human Rights Watch (HRW) mengatakan bahwa kelompoknya telah mendokumentasikan 450 lokasi yang sengaja ditargetkan di provinsi Deraa dan 1.000 lainnya di Aleppo utara saja,lansir BBC pada Rabu (25/2/2015).
Dalam sebuah wawancara dengan BBC beberapa pekan lalu, Bashar al-Assad berusaha untuk tidak mengakui penggunaan bom barel.
Ia mengabaikan tuduhan tersebut dan mengatakannnya sebagai “cerita kekanak-kanakan”. Dia bersikeras bahwa rezimnya tidak memiliki bom barel.
“Tidak ada senjata sembarangan. Ketika Anda menembak, Anda mempunyai tujuan, dan ketika Anda menembak, ketika Anda bertujuan, Anda bertujuan terhadap ‘teroris’ untuk melindungi warga sipil. Tidak ada perang tanpa korban,” klaimnya dalam
upaya untuk membantah tuduhan terhadap rezimnya.
Namun HRW mengatakan mereka memiliki bukti yang dikumpulkan melalui analisis citra satelit, foto, video dan laporan saksi yang bertolak belakang dengan pernyataan Assad.
HRW mendokumentasikan serangan di Deraa dan Aleppo dari 22 Februari 2014-ketika resolusi DK PBB menegaskan semua pihak untuk mengakhiri penggunaan senjata pemusnah di daerah-daerah padat penduduk termasuk penembakan dan pemboman udara-hingga 25 Januari tahun ini.
Apa itu bom barel? Dalam 30 detik bom barel biasanya dijatuhkan dari helikopter-yang hanya pasukan rezim yang memilikinya-di dataran tinggi untuk menghindari tembakan anti-aircraft.
HRW mengatakan serangan memiliki dampak buruk terhadap penduduk sipil, menewaskan atau melukai ribuan orang.
Pada Ahad lalu, Jaringan Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SNHR) melaporkan secara terpisah bahwa 6.163 warga sipil, termasuk 1.892 anak dan 1.720 perempuan telah tewas dalam serangan bom barel sejak 22 Februari 2014.
“Selama setahun, Dewan Keamanan PBB tidak melakukan apa-apa untuk menghentikan kampanye pemboman pembunuh oleh Bashar Assad di daerah yang dikuasai oleh ‘pemberontak’, yang telah meneror, membunuh dan menyebabkan pengungsian warga sipil,” ujar Nadim Huory, wakil direktur HRW Timur Tengah dan Afrika Utara.
Menurut HRW, DK PBB harus memberlakukan embargo senjata terhadap rezim Syi’ah Suriah yang terlibat dalam penyerangan membabi buta sistematis. (haninmazaya/arrahmah.com)