PARIS (Arrahmah.com) – Perancis tidak akan mengubah pendiriannya mengenai undang-undang pelarangan niqab dan burqa meskipun belum lama ini memperoleh ancaman dari pemimpin Al Qaeda Usamah bin Laden, Presiden Nicolas Sarkozy mengatakan pada Jumat (29/10/2010), dikutip AP pada Minggu (31/10).
Dalam sebuah rekaman audio yang baru-baru ini dirilis, Usamah bin Laden mengancam untuk membunuh warga negara Perancis sebagai pembalasan atas undang-undang Prancis yang berisi pelarangan niqab dan karena Perancis memiliki pasukan di Afghanistan.
Sarkozy menegaskan bahwa Perancis yakin rekaman itu asli dan mengatakan bahwa negaranya tidak akan menarik aturan barunya.
“Jelas, Perancis tidak membiarkan orang lain mendikte kebijakannya, apalagi teroris,” kata Sarkozy pada pertemuan puncak Uni Eropa di Brussels.
Sarkozy mengatakan negaranya telah membuat pilihan dan bahwa ia tidak menginginkan perempuan di Prancis “terpenjara di balik selembar kain.” Sarkozy mengklaim bahwa dengan kebijakan inilah Perancis bisa menjamin kesetaraan gender dan martabat perempuan, serta menjunjung tinggi tradisi sekularisme.
Undang-undang ini sudah disahkan meskipun, menurut pihak berwenang Perancis, belum terlalu memberikan efek yang signifikan hingga April tahun depan.
Saat ditanya oleh wartawan tentang sandera Perancis yang ditahan oleh ‘militan’ Islam, Sarkozy mengatakan Perancis sedang berusaha untuk membebaskan mereka.
“Saya tidak membutuhkan pesan dari bin Laden untuk mengkhawatirkan mereka (para sandera),” kata Sarkozy.
Lima warga negara Perancis dan dua orang Afrika diculik di Niger pada tanggal 16 September dan kelompok yang disebut sebagai al-Qaeda di Maghreb Islam (AQIM) telah mengaku bertanggung jawab. Dalam penculikan lain, dua wartawan Prancis dan pemandu Afghanistan mereka disandera di Afghanistan pada tanggal 29 Desember tahun lalu. (althaf/arrahmah.com)