YERUSALEM (Arrahmah.com) – Pasukan Zionis “Israel” telah menembak dan membunuh dua warga Palestina lagi, setelah empat belas hari kekerasan yang telah menghilangkan nyawa puluhan warga Palestina di wilayah yang diduduki.
Polisi Zionis menembak seorang pemuda Palestina pada Rabu (14/10/2015) sore di pintu gerbang Damaskus di Yerusalem yang diduduki. Kantor berita Ma’an mengatakan korban berusia sekitar 20 tahun dan berasal dari Hebron.
Polisi brutal “Israel” lagi-lagi mengklaim bahwa pemuda Palestina mencoba menikam seorang polisi setelah mereka mendekatinya untuk dilakukan pemeriksaan keamanan. Tidak ada korban jiwa dari sisi “Israel” yang dilaporkan.
Hanya empat jam kemudian, pada Rabu malam, seorang polisi menembak dan membunuh warga Palestina lainnya yang berusia 23 tahun di barat Yerusalem, yang juga diklaim berupaya “menyerang” polisi.
Telah banyak warganya yang secara kejam dibunuh dengan sengaja oleh pasukan Zionis “Israel”, presiden boneka Mahmud Abbas mengatakan dalam sebuah pidato di televisi bahwa ia mendukung perjuangan “damai dan populer” melawan “Israel”.
Pembunuhan datang saat “Israel” mendirikan pos pemeriksaan di luar pemukiman Palestina di wilayah Yerusalem Timur yang diduduki setelah otoritas Zionis menyetujui tindakan keras pasukan keamanan.
Konflik antara Palestina dan “Israel” di Tepi Barat dan Yerusalem yang diduduki meningkat tajam sejak awal bulan, dipicu oleh penyerbuan “Israel” terhadap kompleks Masjid Al-Aqsa. Pasukan pendudukan melarang jamaah Palestina berusia di bawah 50 tahun dari memasuki Masjid milik mereka sendiri, sedangkan ekstrimis Yahudi dibiarkan bebas berkeliaran di dalam kompleks tersebut.
Jam malam dan pos pemeriksaan
Enam kompi pasukan dikerahkan pada Rabu untuk disebar di daerah perkotaan. Langkah tersebut disetujui oleh otoritas Zionis termasuk membolehkan polisi untuk menutup lingkungan Palestina di Yerusalem Timur.
Reporter Al Jazeera yang melaporkan dari Yerusalem Barat mengatakan bahwa langkah tersebut belum pernah terjadi sebelumnya.
“Ini belum pernah terjadi sebelumnya, untuk benar-benar mengerahkan tentara ‘Israel’ secara resmi di jalan-jalan bersama petugas polisi,” ujarnya.
Kabinet keamanan “Israel” juga menyetujui usulan Menteri Keamanan Publik, Gilad Erdan yang menyatakan bahwa “Israel” tidak akan menyerahkan jenazah korban yang tewas selama serangan ke keluarga mereka.
“Pemerintah rasis ini telah merubah Yerusalem menjadi zona perang, kami sedang dikejar dari rumah kami, jalan-jalan kami,” ujar Aziz Abbasi, warga Kota Tua Yerusalem mengatakan kepada Al Jazeera.
“Di setiap sudut gang di Yerusalem ada orang-orang bersenjata, polisi perbatasan, tentara, perwira intelijen.”
Penduduk lain, Islam Yunus mengatakan ia telah diserang oleh tentara “Israel” dan situasi di kota sangat tegang dengan langkah-langkah keamanan yang diperketat di setiap pintu masuk yang mengarah ke Kota Tua. (haninmazaya/arrahmah.com)