JALUR GAZA (Arrahmah.com) – Delegasi Qatar untuk Palestina, Muhammad Al-Emadi mengatakan bahwa negaranya akan kesulitan untuk menyalurkan bantuan kepada keluarga miskin di Jalur Gaza tahun 2020 mendatang, sebagaimana dilansir Maannews pada Selasa (5/11/2019).
Al-Emadi menjelaskan hal ini dalam kunjungan terakhirnya di daerah yang diblokade oleh “Israel” tersebut. Selama ini Qatar telah menyalurkan bantuan sebesar 30 juta Dollar perbulan untuk 109 ribu keluarga miskin di Jalur Gaza.
Meskipun demikian Hamas tetap mengajukan permohonan agar Pangeran Tamim bin Hamad tidak memutuskan bantuan tersebut. Hamas menilai bahwa penghentian bantuan dari Qatar dapat menyebabkan meletusnya perang dengan “Israel” baik cepat atau lambat.
Hamas juga mengusulkan agar bantuan dari Qatar dikirimkan langsung ke Kementerian Keuangan di Jalus Gaza, tanpa melalui Otoritas Palestina di Ramallah.
Jalur Gaza berada di bawah blokade “Israel” lebih dari 11 tahun. Akibat blokade tersebut rakyat Gaza kesulitan untuk mendapatkan kebutuhan pokok dan pekerjaan. Bahkan menurut data statistik resmi, tingkat kemiskinan dan pengangguran di Jalur Gaza adalah yang tertinggi di dunia.
Kondisi tersebut semakin parah setelah AS menghentikan donasi yang biasa disalurkan melalui Badan Bantuan PBB Untuk Pengungsi Palestina (UNRWA).
Data terbaru yang dirilis oleh Kementerian Pembangunan Gaza menunjukkan bahwa tingkat kemiskinan dan pengangguran di kota tersebut meningkat sekitar 75% pada tahun 2019.
Sebagian besar rakyat Gaza yang berjumlah sekitar dua juta jiwa, terpaksa membeli makanan dan air minum dengan berhutang.
Avi Shlaim, seorang Profesor Hubungan Internasional di Universitas Oxford mengungkapkan bahwa “Israel” telah mengubah Jalur Gaza menjadi penjara terbesar di dunia. (rafa/arrahmah.com)