LONDON – Pertumbuhan telepon selular mengalami perkembangan yang cepat. Seiring dengan itu, pembangunan base transceiver station (BTS) yang berguna untuk menghubungkan jaringan pengguna ponsel dengan jaringan yang lainnya pun mengalami hal yang serupa.
Namun, sayangnya BTS yang ada saat ini masih menggunakan listrik, yang dituding dapat menyebabkan faktor krisis energi yang tengah terjadi di berbagai belahan dunia. Untuk mengatasi itu, saat ini tengah dikembangkan BTS yang menggunakan tenaga matahari, yang dapat menghemat energi dan ramah lingkungan tentunya.
Matahari yang merupakan salah satu solusi sebagai pengganti bahan bakar diharapkan mampu digunakan untuk menyuplai energi untuk menggerakan tenaga pada BTS. Nantinya cell photovoltaic yang menyerap sinar matahari dapat dipasangkan di menara BTS. Demikian yang dilaporkan Celluer News, Minggu (26/10).
“Tenaga matahari dapat digunakan untuk menghubungkan dengan sumber tenaga yang lainnya seperti diesel,” ungkap Stuart Carlaw Ketua ABI Research yang melakukan penelitian ini.
BTS bertenaga matahari ini dapat digunakan paling cepat pada akhir tahun 2013, sehingga nantinya 295.000 BTS yang baru perlahan akan menggantikan BTS lama bertenaga listrik.
Tenaga matahari memang mulai banyak dilirik sebagai pengganti energi bahan bakar minyak. Mulai dari mobil, hingga teknologi yang lainnya memakai tenaga alami ini. Selain ramah lingkungan, tenaga matahari juga dapat diisi ulang. Sehingga, pemakaian ponsel yang meningkat dapat diimbangi dengan pembangunan BTS yang ramah lingkungan. (okz)