(Arrahmah.com) – Telah tampak kerusakan yang terjadi di daratan dan lautan sesungguhnya adalah karena ulah manusia. Inilah yang sekarang terjadi di negeri yang kita cintai. Berbagai bencana, tanah longsor, banjir adalah karena manusia semakin rakus, semakin tidak bijak menggunakan berbagai kecangihan sarana. Seperti banjir yang terjadi di Garut sampai menimbulkan korban jiwa. Setelah berbagai media mencari tahu apa penyebab nya ternyata ada kerusakan hutan yang terjadi di sekitar hulu sungai.
Lalu, Terbongkarnya bisnis penjualan anak-anak kepada para gay, korupsi yang semakin marak, pergaulan remaja yang semakin luar biasa bebas nya, media elektronik semakin tak ramah, penipuan penggadaan uang yang berkedok padepokan, banyak nya perempuan muslim yang semakin bebas mengumbar aurot, orang tua tega mebunuh anak nya sendiri karena kemiskinan, orang tua menghamili anak kandung, pembunuhan bermotif perselingkuhan, ayah memukul anak sampai meninggal karena buang air besar di celana, semakin jauh nya pemimpin dari rakyat yang di pimpin, dan banyak kasus yang tak akan muat bila ditulis.
Sesungguh nya manusia fitroh nya adalah ingin hidup tentram, sejahtera, dan bisa hidup berdampingan dengan alam. Lalu apa gerangan yang membuat manusia semakin acuh dengan sekitarnya. Manusia bertingkah laku atau beraktivitas karena pengaruh pemikiran yang dipahami nya, adanya pemikiran sekuler yakni memisahkan kehidupan dengan agama, tampak nya sudah mendominasi pemikiran manusia, utamanya kaum muslim yang seharusnya menjadikan agama Islam bukan sekedar agama ritual untuk mengatur ibadah mahdoh tapi mengatur seluruh aspek kehidupan manusia,bukan hanya mengatur urusan muslim tapi juga non-muslim.
Dampak dari pemahaman sekuler ini adalah rasa takut terhadap Sang pencipta yakni ALLOH SWT sudah tidak ada dalam seluruh lini kehidupanya, rasa takut ini hanya muncul saat beribadah mahdoh seperti sholat, puasa, zakat, haji, bahkan yang lebih mengenaskan sholat pun sekarang takut nya karena manusia, karena takut orang tua, takut mertua dan sebagainya, intinya sholat karena manusia bukan karena ALLOH SWT. Dalam aktivitas lain, misal muamalah maka riba yang jelas ALLOH SWT haromkan masih saja manusia jalankan bahkan kacau nya negara memfasilitasi keharoman ini, yang berarti membiarkan rakyat nya kelak mencicipi panasnya neraka.
Ini pula yang terjadi dengan pola pikir tentang pengelolaan alam, mulai dari kekayaan kandungan bumi nya, kekayaan hasil laut nya, kemudian tentang salah nya pemikiran tentang bebas nya bergaul dan kesalahan pemikiran yang lain.
Melanjutkan kehidupan Islam sebagaimana Rosul dan para kholifah menjalankan kehidupan Islam yang diterapkan selama 1300 tahun, rakyat hidup sejahtera dalam naungan aturan Islam. Karena berasal dari ALLOH SWT.Maka seharusnya solusi inilah yang harus kita perjuangkan bersama, mengembalikan kehidupan Islam dengan menerapkan Alquran dan Assunnah untuk seluruh aspek kehidupan.
Tahun baru Hijriyah 1438 ini, seharusnya kita jadikan motivasi bahwa kaum muslim dan Rosul di awal Tahun Hijriyah telah berhasil berhijrah dari Mekkah ke Madinah untuk bisa menerapkan aturan Islam secara kenegaraan. Maka sekarang pun upaya hijrah dari pemahaman sekulerisme menuju kepada pemahaman Islam yang menyeluruh. Kemudian menerapkan nya dalam aktivitas sehari-hari dalam naungan Khilafah Islamiyah.
Husna, Kotabaru, Gresik, Jatim.
(azmuttaqin/arrahmah.com)