XINJIANG (Arrahmah.com) – Pihak berwenang di Daerah Otonomi Xinjiang Uighur (XUAR) secara diam-diam telah memindahkan tahanan Uighur ke penjara yang berada di provinsi Heilongjiang dan daerah lain untuk mengatasi “penumpukan tahanan” di “kamp re-edukasi” politik di wilayah Xinjiang, ungkap seorang pejabat.
Sejak April 2017, orang-orang Uighur yang dituduh menyembunyikan pandangan “ekstrimisme agama” dan “perbedaan politik” telah dipenjara atau ditahan di kamp-kamp re-edukasi di seluruh XUAR, di mana anggota kelompok etnis Uighur telah lama mengeluhkan diskriminasi, penindasan agama, dan penindasan budaya di bawah kekuasaan Cina.
Narasumber mengatakan para tahanan mendapat perlakuan kasar dari sipir penjara, makanan yang tidak layak dan fasilitas yang tidak memadai di kamp-kamp tersebut.
Saat menyelidiki klaim dari anggota komunitas pengasingan Uighur, sumber resmi di Kashgar (atau dalam bahasa Cina disebut Kashi) prefektur Kona Sheher (Shufu) mengatakan bahwa pihak berwenang telah memindahkan tahanan Uighur dari pusat penahanan di XUAR ke penjara lain di Cina, sebagaimana dilansir RFA.
“Berdasarkan keseriusan ‘kejahatan’ mereka, narapidana dipindahkan ke penjara besar lainnya di wilayah Kona Sheher dan daerah Cina bagian dalam,” ungkap seorang petugas di departemen kepolisian kota Tashmiliq Kona Sheher, yang tidak ingin disebutkan namanya, kepada RFA.
“Saya pikir mereka dipindahkan ke daerah Cina bagian dalam agar mereka mendapatkan ‘pendidikan’ yang lebih baik di sana, dan alasan lainnya adalah karena ada terlalu banyak tahanan di sini sehingga fasilitas yang ada (sel penjara) penuh sesak”.
Petugas itu mengatakan bahwa pihak berwenang mulai merelokasi narapidana Uighur ke daerah-daerah lain di Cina pada awal tahun ini.
“Kami memiliki seorang perwira politik bernama Najmidin Bedelhaji yang membawa beberapa narapidana yang dikawal oleh satu unit Biro Keamanan Umum ke sebuah kota di Cina bulan lalu,” katanya.
“Yasin Abla, wakil kepala departemen kepolisian daerah dan kepala lokal Biro Keamanan Umum adalah orang yang bertanggung jawab dalam proses pemindahan para tahanan tersebut.”
Pemindahan tahanan Uighur juga dimaksudkan untuk mencegah informasi dari para tahanan sampai ke pihak keluarga mereka di XUAR, sebab selama ini anggota keluarga jarang diberikan informasi tentang mengapa orang yang mereka cintai ditangkap dan di mana mereka ditahan.
Berdasarkan informasi dari seorang pejabat Konferensi Konsultatif Politik, salah satu tempat pemindahan para tahanan Uighur adalah penjara yang memiliki kapasitas maksimum 4.300 tahanan di provinsi Tailai, provinsi Heilongjiang, Cina timur.
Ketika ditanya berapa banyak tahanan yang dipindahkan ke Penjara Tailai, dia menjawab, “Saya tidak tahu jumlah tepatnya, tetapi mereka dipindahkan ke sana sekitar satu bulan yang lalu”.
Seorang sekretaris di kantor Pemerintah Kabupaten Tailai, yang mangaku bernama Zhao, juga mengatakan bahwa tahanan Uighur telah dikirim ke penjara county, tetapi dia tidak yakin berapa banyak jumlah mereka.
“Sebagian dari kelompok itu datang seminggu yang lalu,” ungkapnya.
Seorang penduduk Hanai Cina dari kabupaten Tailai mengatakan kepada RFA bahwa para tahanan Uighur dikirim ke penjara setempat sebagai bagian dari “pertukaran tahanan”.
“Para tahanan dari Xinjiang dipindahkan ke penjara kabupaten kami, dan para tahanan di penjara kami dikirim ke Xinjiang,” kata penduduk, yang tidak mau menyebutkan namanya tersebut.
“Tampaknya tahanan Uighur dipindahkan untuk mencegah kerusuhan di Xinjiang. Akibatnya, penjaga penjara di sini menuntut kenaikan gaji, karena kemungkinan risiko yang mereka hadapi saat bekerja.
”Menurutnya, Penjara Tailai biasa diisi oleh tahanan yang telah dijatuhi hukuman 15 tahun atau lebih di penjara karena pelanggaran serius.
“Saya yakin pertukaran tahanan telah selesai,” katanya, menambahkan bahwa dia telah belajar tentang pertukaran tahanan dari anggota keluarga salah seorang sipir di Penjara Tailai. (Rafa/arrahmah.com)