AMMAN (Arrahmah.com) – Tahanan Muslim di Yordania termasuk beberapa tokoh terkemuka memulai aksi mogok makan sejak Sabtu (1/2/2014) untuk memprotes kondisi penjara, ujar pejabat Yordania.
Menurut laporan yang belum terkonfirmasi di antara 120 peserta aksi mogok makan adalah ulama besar seperti Syaikh Abu Qatada yang dideportasi dari Inggris pada bulan Juli lalu setelah pertempuran hukum yang panjang dan Syaikh Abu Muhammad al-Maqdisi, klaim sumber seperti dilansir Al Arabiya.
Pemogokan dimulai setelah otoritas penjara tidak memenuhi tuntutan para tahanan yang mereka keluarkan pada bulan lalu untuk mendapatkan akses yang lebih baik kepada pengacara dan anggota keluarga, mempercepat persidangan dan mengakhiri penganiayaan dan penyiksaan selama interogasi.
“Mereka benar-benar menolak makanan dan makanan yang disediakan oleh negara sampai tuntutan mereka untuk perlakukan yang lebih baik terpenuhi,” ujar syaikh Saad Huneity, seorang pemimpin Salafi Jihadi Yordania yang sebelumnya menghabiskan waktu bertahun-tahun di dalam tahanan thagut Yordania, kepada Reuters.
Yordania telah meningkatkan penangkapan terhadap Muslim di sepanjang perbatasan Suriah dalam beberapa bulan terakhir. Otoritas boneka ini menahan sejumlah orang yang mencoba menyeberang untuk bergabung dengan kelompok Jihad yang berjuang untuk menggulingkan rezim Assad dan menegakkan aturan Islam di bumi Syam.
“Mereka ditangkap karena mereka mengumumkan Jihad melawan rezim Bashar al-Assad. Yordania membantu rezim Assad,” lanjut Huneity.
Jihadis yang ditangkap saat berusaha melintasi perbatasan telah diadili oleh pengadilan militer atas tuduhan “mengganggu hubungan dengan negara sahabat”, ujar pengacara dan kerabat para tahanan.
Sekutu penting AS di Timur Tengah dan salah satu dari sedikit negara Arab yang memiliki hubungan diplomatik dengan “Israel”, Yordania menikmati hubungan dekat dengan agen intelijen Barat dan sering menjadi target serangan Mujahidin.
Ratusan pejuang dari Yordania telah membanjiri Suriah sejak awal revolusi. Mereka berperang melawan pasukan rezim Nushairiyah.
Pengacara hak asasi manusia dan para aktivis mengatakan otoritas Yordania telah kembali ke taktik lama dalam menghadapi Islamis. Mereka diadili di pengadilan militer yang ilegal dan tidak memiliki perlindungan hukum yang tepat.
Sumber polisi mengatakan bahwa kebanyakan tahanan Muslim ditahan di penjara utama di Sawaqa, Muaqar, Zaqar dan Rumaimeen. (haninmazaya/arrahmah.com)