HAVANA (Arrahmah.com) – Pernyataan Militer AS pada kamis (19/5/2011) mengungkapkan bahwa seorang tahanan asal Afghanistan tewas di penjara Guantanamo Bay, Kuba. Pria berumur 37 tahun itu diklaim telah tewas karena bunuh diri pada Rabu (18/5) dini hari waktu setempat.
Menurut militer AS, Southern Command seperti yang ditulis dalam situs berita AFP, mengklaim pria yang diidentifikasi sebagai Inayatullah tersebut mengaku sebagai perencana untuk operasi-operasi Al Qaeda. Dia mulai ditahan di Guantanamo pada September 2007 silam.
Masih menurut statemen militer AS tersebut, para petugas penjara Guantanamo menemukan Inayatullah tidak bergerak dan tidak bernafas saat mereka melakukan pemeriksaan rutin.
“Setelah langkah-langkah penyelamatan ekstensif dilakukan, tahanan itu dinyatakan meninggal oleh dokter,” demikian pernyataan Southern Command.
Inayatullah merupakan tahanan ke-8 yang tewas di penjara Guantanamo sejak pemerintah AS mulai mentransfer para tahanan ke penjara itu menyusul tergulingnya Taliban di Afghanistan pada tahun 2001.
Menurut militer AS, Inayatullah telah bertemu dengan anggota-anggota Al Qaeda lokal, mengembangkan rute-rute perjalanan dan mengkoordinir dokumentasi, akomodasi dan kendaraan-kendaraan untuk memobilisasi para pejuang Al Qaeda lewat Afghanistan, Iran, Pakistan dan Irak.
Namun meskipun demikian, Southern Command menyatakan, Dinas Investigasi Kriminal Angkatan Laut AS akan menyelidi kematian tahanan tersebut. Ini merupakan prosedur yang harus dilakukan atas semua kasus kematian tahanan.
Tetapi prosedur hanyalah sebagai alasan “kemanusiaan” yang diperlihatkan pada publik, nyatanya tahun lalu, hakim federal AS membatalkan komplain oleh keluarga dua tahanan Guantanamo yang tewas pada tahun 2006. Pentagon menyatakan keduanya tewas bunuh diri namun pihak keluarga tidak terima dan mengajukan komplain. Pembatalan tersebut tidak disertai dengan alasan yang jelas.
Pentagon tetap bersikeras bahwa kedua pria itu, Yasser al-Zahrani asal Arab Saudi dan Salah al-Salami asal Yaman serta tahanan ketiga Mani al-Utaybi dari Arab Saudi tewas bunuh diri di sel mereka dengan gantung diri.
Sayangnya pernyataan tersebut tidak disertai dengan bukti kesaksian para tahanan lain di Guantanamo, hal ini membuktikan kebebasan untuk bersuara benar-benar telah dibungkam oleh AS. Banyaknya kasus yang diklaim sebagai “tindakan bunuh diri” seharusnya digunakan untuk terus menelusuri perlakuan penjaga penjara terhadap para tahanan yang telah berulang kali terpublikasi terkait kekejaman dan kebiadaban mereka terhadap para tahanan. (rasularasy/arrahmah.com)