Surah ini diturunkan kepada nabi Muhammad SAW. di Madinah dan sangat kaya karena berisi aturan syara’ berkaitan dengan ahkam yang dibutuhkan disaat kondisi menyedihkan seperti sekarang ini. Realitas kita saat ini adalah adanya perang melawan Islam dan Muslim, disaat yang sama kita berhadapan dengan Muslim moderat yang telah gagal dalam memahami dien Allah SWT. Lebih lanjut kita perlu mengetahui dari Al-Qur’an dan As-Sunnah tentang bagaimana pendirian kita menghadapi kondisi ini. Surah ini sangat tepat dihadapkan dengan ahkam masalah berperang, tahanan perang, harta rampasan dan sebagainya
Surah ini diawali dengan cara yang unik, dibukanya dengan deklarasi perang melawan musuh-musuh Islam dan RasuluLlah SAW, mereka yang memerangi, menolak Islam dan tidak percaya kepada RasuluLlah SAW, yang melawan dakwah sebagai rintangan dan menghalangi orang lain yang ingin mengetahui tentang dien Islam.
Setelah ini surah dimulai untuk memerintahkan Muslim memerangi Kuffar dan memurnikan dunia dari kekotoran mereka serta agar Muslim mempunyai kekuasaan di muka bumi. Setelah itu surah ini menginformasikan kepada kita tentang orang-orang yang berada di dalam tahanan yang berperang melawan kita dan bagaimana memperlakukan mereka. Kemudian memperbincangkan tentang jalan menuju kemuliaan dan cara mencapainya serta kondisi untuk meraih kemenangan, yang beribadah kepada Allah SWT secara ekslusif dan memegang syari’ah dan mengimplementasikannya. Kemudian membicarakan tentang karekteristik orang-orang Munafik dan betapa mereka adalah musuh dalam selimut serta mereka lebih buruk dan lebih merusak daripada kuffar asli.
Surah ini mengekspos perbuatan jahat orang-orang munafik dan mengakhirinya dengan menyeru Muslim untuk tetap berdiri dengan kehormatan mereka dan kemenangan dalam Jihad serta tidak merasa lemah melawan kekuatan jahat, tidak juga mendamaikan Islam dan kufur, atau menyerukan toleransi, menyatakan kita harus tekun untuk mencapai ridwan Allah SWT dan bukan dunia. Surah ini kemudian ditutup dengan menyeru Muslim untuk berjihad di jalan Allah SWT. Surah ini diturunkan di Madinah dan berisi 83 ayat, yang mempunyai 2 nama; Surah Muhammad dan Surah Qital. Ini sendiri adalah sebuah indikasi betapa Allah SWT memberikan kepada Nabi Muhammad SAW sebuah karekteristik penetapan tanggungjawab besar baginya dan ummatnya untuk meninggikan kalimah Allah SWT. Selanjutnya berperang adalah karekteristik Nabi Muhammad SAW, ini adalah karekteristiknya dan tidak ada seorang pun yang berperang di jalan Allah SWT kecuali dia SAW. dan ummatnya. RasuluLlah SAW telah memberikan contoh ini dalam setiap pertempuran dan penggerebekkannya, dan telah ditetapkan dalam pernyataannya ketika dia berkata ‘Aku telah datang untuk memerang kalian’, ‘Aku adalah Nabi yang berperang’, ‘Aku adalah seseorang yang tersenyum ketika membunuh’ dan sebagainya. Nama dikaitan dengan peperangan, juga sirahnya, sabdanya, dan perbuatannya, dan ketika kita berbicara tentang kehidupannya berperang adalah hal yang terlihat dari karekteristiknya. [Ini sangat berbeda dengan orang yang disebut Muslim moderat hari ini atau mereka yang mengadopsi keyakinan menyimpang yang berfikir bahwa RasuluLlah SAW bersih dari ini semua.]
Bagaimana kemudian kita membandingkan surah ini dalam realitas sekarang?
“Orang-orang yang kafir dan menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah, Allah menghapus perbuatan-perbuatan mereka.” (QS Muhammad, 47: 1)
Surah ini diawali dengan pernyataan sebuah perang melawan kafirin yang menolak ayat dan menghalangi orang-orang dari jalan Allah SWT. Hukuman bagi mereka yang melakukan hal demikian adalah perbuatannya akan lenyap dan dien mereka adalah sesat.
Ibnu Abi Hakim, Al Hakim, Ibnu Abbas berkata dalam Tafsir tentang ayat ini mereka adalah orang-orang Mekkah, Quraisy karena mereka adalah orang-orang yang menolak dien Islam dan dimana orang-orang Quraisy dahulu mempunyai beberapa perbuatan baik tetapi Allah tidak akan menerima apapun dari mereka.
Ibnu Katsir berkata bahwa jika mereka mempunyi perbuatan baik namun itu akan lenyap karena Allah SWT mendeklarasikan perang melawan mereka.
Ayat ini kemudian berlaku umum dan akan tetap demikian selanjutnya, dan bisa digunakan kepada kuffar yang menghalang-halangi risalah Islam masuk ke dalam masyarakat dan menghalangi orang-orang berperang karenanya. Walaupun perbuatan baik yang kuffar lakukan seperti amal akan sia-sia dan tidak gunannya sama sekali. Allah SWT menginformasikan kepada kita bahwa kita akan melihat perbuatan mereka dan membuatnya lenyap.
Kuffar menyalakan kembali dien mereka dan melancarkan perang melawan Muslim. Perang Salib mereka terlihat disetiap tempat di dunia hari ini menjangkau dari USA, terus ke Iraq, Afghanistan, dan Phillipina, lebih lanjut Allah SWT menyatakan bahwa mereka adalah musuh-musuh dan mendeklarasikan perang kepada mereka.
Ayat tersebut menginformasikan kepada kita bahwa mereka adalah Kafir karena mereka menolak Islam dan membelakangi dien Allah SWT. Lebih lanjut orang-orang yang melakukan ini adalah kafir apakah dalam perkataan dan perbuatan.
“Dan orang-orang yang beriman (kepada Allah) dan mengerjakan amal-amal yang saleh serta beriman (pula) kepada apa yang diturunkan kepada Muhammad dan itulah yang hak dari Tuhan mereka, Allah menghapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan memperbaiki keadaan mereka.” (QS Muhammad, 47: 2)
Kita diberitahu dalam ayat ini, tentang orang-orang yang beriman tentang apa yang diturunkan oleh Tuhan mereka sebagai haq, mereka akan merasa cukup dan merasa tentram dan dibalas dengan Jannah.
Iman adalah qoul wal amal (perkataan dan perbuatan) yang bertambah dengan perbuatan baik dan berkurang dengan perbuatan buruk serta akan dibatalkan dengan perbuatan atau perkataan kufur. Ayat tersebut berkata bahwa mereka (orang-orang beriman) percaya tanpa keraguan kepada RasuluLlah SAW dan apa yang telah diturunkan kepadanya.
Ayat ini datang setelah ayat dimana telah mendeklasrasikan orang-orang yang menolak Islam sebagai kafir, apa yang kemudian mereka katakan beriman tetapi menolak menaati Hukum Allah SWT dan tidak mengikutinya, tetapi mereka mengikuti hukum, undang-undang dan jalan hidup kuffar? Ayat tersebut berkata bahwa orang-orang yang melakukan apa yang Allah SWT perintahkah adalah mereka yang akan mendapat balasan dari Allah SWT bukan mereka yang mengikuti presiden, thaghut atau menaati hukum lainnya.
“Yang demikian adalah karena sesungguhnya orang-orang kafir mengikuti yang batil dan sesungguhnya orang-orang yang beriman mengikuti yang hak dari Tuhan mereka. Demikianlah Allah membuat untuk manusia perbandingan-perbandingan bagi mereka.” (QS Muhammad, 47: 3)
Allah SWT kemudian menetapkan bahwa ada 2 camp, camp haq dan camp batil, yang beriman kepad Allah dan mengikuti haq dan Allah SWT akan menjadikan mereka sebuah contoh dan dengan tujuan agar bisa diambil sebagai pelajaran bagi yang lainnya. Dalam ayat ini Allah SWT menginformasikan kepada kita bahwa dia akan menutupi dosa orang-orang beriman dengan iman dan perbuatan baik. Jika ini terjadi kita akan selamat dari azab Allah di dunia ini dan di akhirat.
Ayat menyebutkan kata “baal”, Ibnu Abbas berkata bahwa ini berarti Allah SWT membuat kehidupan orang-orang beriman baik dan bahwa mereka tidak pernah mempunyai masalah dengan istri-istri mereka, memberikan mereka ketenangan, hubungan yang baik dengan orang-orang yang beriman dan mereka akan mendapat kesenangan di dunia dan akhirat. Kuffar selanjutnya kebalikan dari ini karena mereka mengikuti batil, dan kita mengatakan ini karena kesengsaraan, azab dan bahwa ada kebaikan bagi orang-orang beriman sebagaiman adanya haq.
Siapa saja yang memilih untuk berada pada batil akan menghadapi akibatnya dan mereka yang memilih haq akan mendapatkan kemudahan karena mereka bersama Allah SWT. Allah SWT akan memberikan mereka pelajaran untuk merenung dan berfikir. Dari 3 ayat pembuka ini kita bisa mengambil pelajaran sebagai berikut:
Pelajaran pertama
Nama Rasulullah SAW ada sinonim dengan berperang, siapa saja yang mengklaim mencintai RasuluLlah SAW dan menyatakan mengikutinya tidak ada pilihan kecuali berkomitmen untuk mengikuti sunnahnya dan karekteristiknya yang memerangi kuffar.
Pelajaran kedua
Ayat-ayat ini menunjukkan kemuliaan berperang di jalan Allah sampai itu menjadi elemen yang paling penting dengan tujuan agar dien ini diterapkan, inilah mengapa Allah SWT telah menunjuk sebuah sebuah surah untuk berperang dalam Al-Qur’an dan menamainya setelah Rasul-Nya SAW. Ini menunjukkah kepada kita bahwa kehormatan dien dan bahwa itu tidak bisa didukung dan diterapkan kecuali dengan berparang dan merujuk pada Al-Qur’an serta As-Sunnah.
Pelajaran ketiga
Ini mendeklarasikan perang melawan kuffar dari ayat pertama karena mareka adalah al-sadd yaitu mereka yang menghalang-halangi orang untuk mengetahui kebenaran, berperang melawan kuffar dan sebagainya. Allah SWT mendeklarasikan perang melawan mereka karena ini.
Pelajaran keempat
Rencana kuffar dan konspirasi mereka akan kembali kepada mereka. Bagaimana mungkin mereka bisa mencapai tujuan mereka dalam kehidupan ini disaat Alah SWT telah melenyapkan semua perbuatan baik mereka dan menetapkan mereka sebagai oran-orang yang tersesat, mereka akan selalu gagal, mereka akan selalu tersesat, mereka akan terlihat bermanfaat dalam dunia ini dan meneruskan kebodohan mereka serta karena sepanjang mereka terus membuat al-sadd mereka tidak akan pernah melihat petunjuk kecuali Allah SWT mengizinkan mereka untuk melihat Islam dan menunjuki mereka padanya. Lebih lanjut sebagai hasilnya dari ini mereka tidak akan pernah meraih falah (keuntungan) di akhirat.
Pelajaran kelima
Allah SWT menjelaskan bagaimana perbuatan baik mereka akan dilenyapkan karena mereka adalah kafir walaupun perbuatan mereka memberikan amal, atau menolong orang misikin. Pada hari ini kita menemukan Muslim yang bergabung dengan kuffar dan bekerja dalam usaha melakukan perbuatan baik atau beramal atau dalam bentuk lainnya (yang juga akan sia-sia hasilnya). Yahudi dan Nasrani tidak akan mendapatkan manfaat dari perbuatan baik mereka sampai mereka beriman kepada Allah SWT dan RasulNya SAW, keyakinan mereka tidak akan menyelamatkan mereka dari api neraka sampai mereka menerima Islam pada saat yang sama percaya bahwa kitab mereka telah dirusak.
Pelajaran keenam
Iman tidak cukup kecuali kita beriman kepada Allah SWT dan berjihad di jalan Allah SWT serta beriman semua yang diaa SAW bawa dan semua yang dikerjakan, tidak memilih-milih bagian tertentu sambil mengabaikan yang lainnya, tidak juga merusak risalah atau karekter Islam, perkataan dan perbuatan Nabi Muhammad SAW.
Pelajaran ketujuh
Kita tidak bisa mencari ampunan atau mengharapkan ampunan kecuali kita mempunyai iman dan beramal shaleh serta meninggalkan hal-hal yang haram, karena orang-orang demikian yang layak diampuni.
Pelajaran kedelapan
Kita seharusnya belajar membedakan antara nasib mujahid dan orang-orang yang menghalang-halangi serta mendistorsi jihad. Mereka yang mendukung jihad dosa mereka akan dimaafkan dan mereka yang melawannya akan mendapat hukuman di neraka.
Pelajaran kesembilan
Kuffar berdiri melawan Allah SWT dan dienNya disaat orang-orang beriman berdiri untuk dan mempertahankannya. Pendirian kedua kelompok tersebut berbeda dan berlawanan satu dengan lainnya namun tidak ada pilihan lain. Kuffar memilih menjadi kafir dan berpendirian untuk melawan dien Allah SW dan mendistorsinya disaat orang-orang beriman memilih untuk menjadi beriman dan berdiri untuk dien Allah SWT, tidak seorang pun memaksa mereka dalam melakukan ini, mereka melakukannya dengan ikhlas karena Allah SWT semata.
Pelajaran kesepuluh
Kita seharusnya tidak menjadi bodoh dengan image kuffar atau dengan apa yang ada dalam tangan mereka (kekuasaan dan kekuatan) karena semua ini adalah palsu. Semua perbuatan baik mereka akan lenyap, ini adalah mutlak dan tidak seorangpun bisa meragukannya. Dan ketika kita bertemu kuffar (di medan perang), pancunglah leher mereka, buatlah darah mereka mengalir dimana saja, dan gantung sisa tubuh mereka.
“Apabila kamu bertemu dengan orang-orang kafir (di medan perang) maka pancunglah batang leher mereka. Sehingga apabila kamu telah mengalahkan mereka maka tawanlah mereka dan sesudah itu kamu boleh membebaskan mereka atau menerima tebusan sampai perang berhenti. Demikianlah, apabila Allah menghendaki niscaya Allah akan membinasakan mereka tetapi Allah hendak menguji sebahagian kamu dengan sebahagian yang lain. Dan orang-orang yang gugur pada jalan Allah, Allah tidak akan menyia-nyiakan amal mereka.” (QS Muhammad, 47 : 4)
Wallahu’alam bis Showab!
Ya….Allah. Saksikanlah kami telah menyampaikannya.