NABLUS (Arrahmah.com) – Serangan tabrak lari menjadi hal biasa yang dilakukan pemukim Israel terhadap warga sipil Palestina. Seperti yang terjadi pada Ahad (3/7) seorang pemukim Israel yang mengemudi dekat Nablus menabrak seorang wanita Palestina berusia 40 tahun, kemudian pengemudi tersebut mencoba melarikan diri TKP. Secara terpisah di hari yang sama, sebuah kendaraan berlapis Israel pergi begitu saja setelah menabrak seorang bocah 14 tahun di Qalqilia.
Dalam insiden pertama, yang terjadi di jalan utama untuk Huwwara, tenggara Nablus, seorang pemukim Israel mengemudi dengan kecepatan tinggi menghantam seorang wanita empat puluh tahun dan kemudian mencoba untuk pergi melarikan diri namun dihentikan oleh penduduk setempat yang mencegah dia meninggalkan sebelum polisi Israel tiba.
Wanita tak dikenal itu dibawa ke rumah sakit Rafidia dengan luka di seluruh tubuhnya, dan beberapa patah tulang.
Insiden ini terjadi ketika sekelompok pemukim Israel menyerang desa-desa terdekat di Asira Madame. Pemukim disertai oleh tentara Israel, menyerang warga Palestina dan membakar lahan pertanian lokal. Seorang pria muda, Muhammad Ziad, dibawa ke rumah sakit dengan luka di kepala yang ditimbulkan oleh serangan tersebut.
Secara terpisah, juga pada Ahad (3/7), sebuah kendaraan berlapis Israel menabrak seorang anak Palestina, Khaled Daoud Abed Al-Karim, 14 tahun, setelah menculik seorang pria 40-tahun, Ali Abu Khadejah, dari kota Qalqilia.
Kendaraan tidak berhenti, dan melaju cepat meninggalkan anak tersebut. Tidak diketahui apakah para penculik menyamar sebagai pasukan militer Israel atau pemukim Israel. Pemerintah Israel tidak memberikan komentar mengenai insiden tersebut.
Anak berusia 14 tahun tersebut menderita luka-luka serius di kepala, dan dibawa ke rumah sakit utama di Nablus, dengan kondisi kritis.
Insiden tabrak lari seperti ini kerap terjadi, di mana pengemudi Israel menyerang warga sipil Palestina menggunakan kendaraan mereka sebagai senjata. Hal tersebut umum terjadi di Tepi Barat dan Yerusalem Timur, tetapi jarang diselidiki oleh militer Israel yang telah memberlakukan darurat militer di wilayah tersebut sejak tahun 1967. (rasularasy/arrahmah.com)